NUSAKATA.COM – Jeritan korban, teriakan koordinasi, dan derak alat panjat menggema dari sebuah gedung tinggi dalam simulasi penyelamatan dramatis yang menutup rangkaian Pelatihan High Angle Rescue Technique (HART) oleh tim Urban Search and Rescue (USAR) Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR), Ahad siang (11/5/2025). Simulasi ini menandai puncak pelatihan selama tiga hari bersama para instruktur dari Kantor SAR (Kansar) Provinsi Banten.
Kegiatan ini bukan sekadar latihan biasa. Para peserta ditantang menyelamatkan tiga korban yang “terjebak” di gedung 12 lantai akibat skenario gempa hebat. Dua korban mengalami luka ringan di lantai 9, sementara satu korban lainnya, dengan kaki patah, menunggu dievakuasi dari lantai paling atas.
“Korban di lantai 12 jadi tantangan tersendiri. Kami harus membidai dulu kakinya, lalu menurunkannya menggunakan tandu sambil memastikan tali dan sistem pengaman bekerja sempurna. Ini latihan yang benar-benar menguji kekompakan dan teknik tim,” ujar Tri Habibie, Ketua Tim UAR, usai simulasi.
Sebelum simulasi, pukul 06.00 WIB peserta melakukan senam dan menyusuri perkampungan sekitar Kantor SAR Banten dengan jalan kaki dan berlari kecil, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat antara peserta dan instruktur.
Pelatihan yang berlangsung sejak Jumat sore (9/5/2025) ini merupakan bagian dari pembekalan intensif peningkatan kompetensi bagi personel UAR agar lebih siap menghadapi kondisi penyelamatan di medan ekstrem. Mulai dari teori, praktik simpul tali, hingga teknik lifting dan lowering, semua dilahap tuntas oleh peserta.
Apel penutupan dilakukan dengan penuh semangat, dihadiri oleh para instruktur dari Kansar Banten seperti Rizki Dwiyanto mewakili Kepala Kansar, Indra, Suwarsito, Zaldi, dan Reza, serta H. Rohyadi yang mewakili Ketua Umum UAR.
“Harapan kami, ilmu yang telah diberikan tidak berhenti di sini. Terus ulangi materi, terutama tentang simpul dan teknik penyelamatan. Di lapangan, ketepatan bisa menyelamatkan nyawa,” pesan Indra salah satu instruktur.
Dengan berakhirnya pelatihan, para peserta tak hanya membaharui keterampilan teknis, tetapi juga meningkatkan semangat sebagai pejuang kemanusiaan dan kebencanaan, Para personel UAR semakin menyadari bahwa menjadi relawan adalah panggilan jiwa yang butuh kesiapan lahir dan batin. (AM)