Nusakata.com – Masyarakat dibuat heboh dengan viralnya vidio Tiktok milik akunnya @pendekar langit 165, yang mengungkap, soal korupsi uang program indonesia pintar(PIP). Yang dilakukan oleh oknum guru, sekolah dasar negeri (SDN) 3 Cisampang. kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak Banten.
Video Tiktok yang mengungkap, soal korupsi dana PIP tersebut sudah diputar ribuan kali, oleh pengguna aplikasi Tiktok bahkan di halaman komentar ada yang menulis komentar ‘Inspektoratnya lemah syahwat begitulah tulisan salah satu komentat nitezen. di salah satu Video Tiktok yang di unggah @pendekarlangit 165.
Di unggahan Video lainnya juga di tulis Rampok PIP Dibeking, masih adakah beking-beking purwanto yang lain tulis pemilik akun itu, dan masih banyak lagi Video Tiktok lain yang semuanya mengungkap permasalahsn, PIP di SDN 3 Cisampang, semua Video itu viral dan membuat heboh.
Menanggapi hal tersebut awak media mencoba mengklarifikasi kepala sekolah SDN 3 Cisampang via pesan singkat WhatsApp. Pada senin (17/12/2024)
Berikut isi jawaban chat whatsA, dari kepala sekolah. wa’alaikum salam.
“sy di Rangkas, iya tadi pak Guru majid dah nyampaikan kalau ada tamu dari media ke sekolah.”kata kepsek dalam isi chatnya.
Kepsek juga mengatakan dalam keterangan tertulisnya itu, jika sudah dilakukan klarifikasi terkait masalah tersebut.
Ditanya kenapa pemilik akun @pendekarlangit, 165 tidak di laporkan ke polisi atas dugaan pencemaran nama baik sekolah. Kepala sekolah hanya menjawab singkat dan berikut yang di katakanya.
“Lah kudu pake duit bae. di sangkana sekolah loba duit bae, (lah harus pake uang aja di sangkanya sekolah banyak uang aja).” Tulisnya.
Tidak adanya upaya dari pihak sekola SDN 3 cisampang, untuk melaporkan pemilik akun Tiktok itu terkesan pihak sekolah mengakui jika pernyataan di video tersebut benar adanya penyelewengan Dana PIP memang di korupsi.
Meskipun Video yang viral tersebut sudah mencemarkan, nama baik sekolah dan Guru, namun demikian pihak sekolah lebih memilih diam.
Sementara hingga berita ini di tayangkan awak media masih mencoba menghubungi pihak instansi-instansi pendidikan terkait guna mengklarifikasi. (AR.)