Hari Rabu ini, 4 Oktober 2023, Provinsi Banten genap berusia 23 tahun. Kita harus bersyukur bahwa kini Banten telah mencapai banyak kemajuan : Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur, Sarana Pemerintahan, serta Peningkatan Kemampuan Daya Beli Masyarakat. Pada saat yg sama kita juga tidak menutup mata terhadap berbagai masalah yang dihadapi Banten : Tingkat Pengangguran yang Tinggi, Kemiskinan, Rata-rata Lama Sekolah yang masih rendah, Tingkat Kematian Ibu dan Anak yang perlu terus diturunkan, Prevalensi Stunting yang harus dikurangi, Ketimpangan pembangunan Wilayah Utara – Selatan, Pengembangan Budaya Lokal, serta sejumlah masalah lainnya.
Sehubungan dengan berbagai masalah yang dihadapi itu maka salahsatu solusi mendasar yg harus dilakukan adalah meninjau ulang (review) terhadap RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Banten Tahun 2025 – 2050.
Memastikan Jati Diri Banten
Australia dan Kanada itu adalah Negara Agraris yang modern. Di Amerika Serikat itu dilakukan pembagian kawasan yang tegas : Washington District of Columbia sebagai Pusat Pemerintahan, New York sebagai Pusat Perniagaan, Detroit sebagai Pusat Industri Otomotif, Los Angeles sebagai Pusat Hiburan, dan seterusnya dan seterusnya.
Provinsi Bali sebagai Provinsi Kepariwisataan. Provinsi Gorontalo sebagai “Provinsi Jagung”. Provinsi Lampung sebagai “Provinsi Jagung, Singkong, Pisang dan Peternakan”. Demikian juga “Ciri Khas” yang berlaku di Provinsi2 lainnya.
Selama 23 tahun ini, Provinsi Banten dirasakan “berkelamin” tidak jelas : sebagai Daerah Industrikah, Agrariskah, Maritimkah?
Ya benar sebagian kawasan di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon dijadikan sebagai Kawasan Industri (Campuran). Kebanyakan Industri Manufaktur. Namun pada sisi lain, sangat banyak Angkatan Kerja di Banten yang tidak terserap di Dunia Industri. Di Banten juga belum ada Industri Pengolahan Hasil Pertanian (Jagung, Singkong, Kedelai, Kelapa, dll) dan juga belum ada Industri Bidang Perikanan (Galangan Kapal, Pengolahan Ikan Kalengan, Pengolahan Ikan Asin, Pengolahan Rumput Laut, Pengolahan Ikan Bandeng, dan lain2).
Lahan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang sangat luas tapi belum dikembangkan menjadi Sentra2 Produksi Pertanian, Perkebunan dan Peternakan. Sebagai Daerah Agraris harusnya dikembangkan dengan tepat sebagaimana telah dilakukan Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Provinsi Gorontalo.
Bibir Pantai Provinsi Banten mencapai ratusan kilometer. Membentang dari Kepulauan Seribu di Provinsi DKI Jakarta (yang harusnya sebagian masuk ke Provinsi Banten) hingga ke Pelabuhan Ratu, Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Potensi yang besar di Bidang Perikanan, Kelautan dan Pariwisata Pantai ini juga belum dikembangkan secara serius. Padahal dilihat dari sisi kesejarahannya, Kesultanan Banten adalah wilayah dengan kesyahbandaran yang luar biasa. Tempo dulu Banten menjadi produksi dan transaksi komoditas rempah-rempah berskala internasional. Dulu Kesultanan Banten dikenal sebagai Kawasan Maritim yang tangguh.