Nusakata.com – Pengendalian internal telah menjadi salah satu fondasi penting bagi kesuksesan dan keberlangsungan sebuah perusahaan.
Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, menjaga transparansi, akuntabilitas, dan kepercayaan dari pihak-pihak yang berkepentingan merupakan hal yang tidak bisa diabaikan.
Di sinilah peran sistem pengendalian internal menjadi sangat penting. Namun, yang sering kali menjadi tantangan besar bagi perusahaan adalah bagaimana menghadapi kecurangan (fraud) yang semakin canggih, serta bagaimana auditor internal dapat berperan optimal dalam menangani masalah ini.
Pengendalian internal pada dasarnya merupakan sistem yang dirancang untuk memberikan jaminan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan aturan yang berlaku, serta menjaga integritas laporan keuangan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Sistem ini juga bertujuan untuk melindungi aset perusahaan dari risiko kerugian, baik yang diakibatkan oleh kesalahan atau kecurangan. Namun, membangun pengendalian internal yang benar-benar efektif bukanlah hal yang mudah, karena banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama yang berkaitan dengan kecurangan.
Kecurangan, baik dalam bentuk penyalahgunaan aset, manipulasi laporan keuangan, atau korupsi, dapat merusak reputasi perusahaan dan menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Auditor internal, yang bertugas untuk memantau dan menilai efektivitas pengendalian internal, sering kali berada di garis depan dalam upaya mendeteksi dan mencegah terjadinya kecurangan.
Namun, peran mereka tidak selalu mudah. Auditor harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang operasi perusahaan, risiko yang dihadapi, dan titik lemah dalam sistem yang dapat dimanfaatkan untuk kecurangan.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh auditor adalah adanya konflik kepentingan.
Sebagai bagian dari perusahaan, auditor internal sering kali berada dalam posisi sulit ketika harus mengkritik atau mengungkap masalah yang mungkin melibatkan manajemen senior. Di sisi lain, auditor juga harus menjaga independensi dan objektivitas dalam menjalankan tugasnya.
Hal ini membuat auditor sering kali berada di antara dua kepentingan yang berbeda: kepentingan menjaga integritas perusahaan dan tekanan dari pihak internal yang mungkin berusaha menyembunyikan masalah.
Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan perlu membangun budaya kerja yang mendukung transparansi dan akuntabilitas. Manajemen puncak harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengendalian internal dan memberikan dukungan penuh kepada auditor internal dalam melaksanakan tugasnya.
Selain itu, perlu ada pemisahan yang jelas antara tugas manajemen dan audit internal, sehingga auditor dapat menjalankan peran mereka tanpa takut akan tekanan atau dampak negatif terhadap karier mereka.
Selain dukungan dari manajemen, auditor juga memerlukan alat dan teknologi yang memadai untuk mendeteksi kecurangan. Dalam era digital saat ini, kecurangan semakin sulit dideteksi secara manual.
Oleh karena itu, perusahaan perlu berinvestasi dalam teknologi audit yang canggih, seperti sistem big data atau artificial intelligence (AI), yang dapat membantu auditor dalam menganalisis data secara lebih efektif dan mendeteksi pola-pola mencurigakan yang mungkin terlewatkan oleh analisis tradisional.
Membangun sistem pengendalian internal yang efektif adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan komitmen dari seluruh bagian perusahaan, terutama dari manajemen dan auditor internal.
Tantangan dalam menghadapi kecurangan memang besar, tetapi dengan dukungan yang tepat, teknologi yang memadai, serta komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas, perusahaan dapat menciptakan lingkungan yang aman dari risiko fraud dan menjaga reputasinya di mata pemangku kepentingan.
Pada akhirnya, hubungan yang baik antara auditor internal dan manajemen merupakan kunci utama untuk membangun pengendalian internal yang kuat. Auditor harus dilihat sebagai mitra strategis yang membantu perusahaan mencapai tujuannya, bukan sebagai ancaman yang hanya mencari-cari kesalahan.
Dengan kerja sama yang erat, tantangan dalam menghadapi kecurangan dapat diatasi dengan lebih efektif, dan perusahaan dapat tumbuh dengan lebih sehat dan berkelanjutan.
Sistem pengendalian internal dirancang untuk memberikan jaminan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien, efektif, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Secara garis besar, sistem ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
a) Kehandalan informasi keuangan: Menjamin akurasi dan keandalan informasi keuangan yang disajikan.
b) Kepatuhan: Memastikan perusahaan beroperasi sesuai dengan semua ketentuan hukum dan regulasi yang berlaku.
c) Efisiensi operasional: Memaksimalkan penggunaan sumber daya perusahaan.
Namun, keberhasilan sistem pengendalian internal sangat bergantung pada desain dan implementasinya.
Kelemahan dalam sistem ini dapat membuka peluang bagi terjadinya kecurangan. Sinergi antara auditor internal dan eksternal menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan pengendalian yang kuat.
Auditor, baik yang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) perusahaan, sangat penting untuk menjaga agar semua sistem berjalan dengan baik.
Auditor internal seperti penjaga pintu pertama yang mencari tahu kalau ada masalah dalam sistem. Mereka selalu memeriksa apakah semua orang mengikuti aturan yang ada dan memberikan saran agar masalah bisa diperbaiki.
Sementara itu, auditor eksternal memberikan pendapat jujur tentang laporan keuangan perusahaan dan memastikan sistem yang ada sudah cukup untuk mencegah kesalahan besar, termasuk kecurangan. Kecurangan yang semakin canggih dan merugikan membuat perusahaan harus waspada.
Tantangan seperti kompleksitas modus operandi, keterbatasan sumber daya, budaya organisasi yang lemah, dan kurangnya kesadaran karyawan menjadi kendala utama.
Untuk mengatasinya, perusahaan perlu mengadopsi framework pengendalian internal yang terstruktur, seperti COSO, melibatkan manajemen puncak, memanfaatkan teknologi analitik, memberikan pelatihan yang komprehensif, serta melakukan evaluasi berkala.
Penulis oleh :
- Ahmas Shohhibul Ihsan
- Azhira Sawarwati
- Mayliany
- Qiesa Amral Fitra Zulian
- Safia Nandini