Nusakata.com – Bantuan anak yatim adalah program pemerintah untuk mensejahterakan anak usia dini yang sudah tidak memiliki ayah dan ibu.
Program yang di salurkan oleh kemensos yang bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia, salah satu penyalur di kabupaten pandeglang yaitu PT. POS pandeglang Jl. Bank Banten No.1, Pandeglang, Kec. Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten 42213.
Data yang di himpun nusakata.com, Dugaannya, banyaknya data anak yatim yang sudah meninggal namun masih aktif dalam penerima bantuan dan belum juga di non aktifkan oleh PT. POS dan pendamping Desa kecamatan Saketi Kabupaten pandeglang.
Hal ini sudah menyalahi aturan, seharusnya data anak yatim yang sudah meninggal di hapus dan digantikan, seperti data yang ada di kecamatan saketi seorang anak yatim yang meninggal namun datanya masih aktif sebagai penerima bantuan program yatim. Rabu (27/11/2024)
Hal ini menimbulkan kecurigaan pada program bantuan penyaluran anak yatim yang perbulan 200 ribu rupiah, sedangkan bulan ini di bagikan sebesar 400 ribu rupiah perdua bulan.
Yang seharusnya bila KPM sudah meninggal dunia, maka status penerima sudah tidak aktif dan uang itu di kembalikan ke negara.
Namun, hal ini diduga di tutupi oleh pihak PT.Pos pandeglang banten dan pihak pendamping desa Kecamatan saketi.
Saat jurnalis nusakata.com mengkonfirmasi Ibu Ida selaku pimpinan PT. Pos yang beralamatkan di Jl. Raya Labuan – Pandeglang, Saketi, Kec. Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten 4227.
Dirinya mengatakan, “silahkan konfirmasi ke kantor pandeglang pak, kita hanya mengikuti aturan pimpinan.” Singkatnya
Ditempat yang berbeda jurnalis nusakata.com mencoba menghampiri pimpinan PT. Pos pandeglang, namun dirinya mengelak beralibikan dan mengatakan, Maaf ada rapat kejakarta, dan mengalihkan kepada tim kordinator yang bernama singgih selaku bagian pemasaran dan sekaligus koordinator penyaluran bantuan.
Masih di tempat yang sama, jurnalis nusakata.com ingin mencoba memintai keterangan kepada singgih, namun saat ingin di konfirmasi dirinya tidak merespon apapun seolah menghindari jurnalis. (Irgi)