Ayah …
Seseorang yang tegap gagah berani
Ayah …
Namamu tetap yang terbaik dalam hidupku.
Tak pernah aku berprasangka buruk tentangmu.
Disaat mulut-mulut orang disana berbicara engkau berbeda.
Ayahh.
Engkau akan tetap menjadi cinta pertama seorang anak gadis yang kau sebut manis saat memanggilnya.
Ayaaahhh…
Saat aku beranjak dewasa baru aku menyadari betapa besar cintamu kepada anakmu.
Kau tak pernah sekalipun berkeluh kesah saat aku terlalu banyak inginnya.
Engkau yang selalu mengusahakan segala sesuatu saat aku ingin ini dan itu.
Bercucur keringat dibawah terik matahari.
Kulitmu menua terbakar panasnya mentari.
Kakimu mulai melemah namun engkau tak pernah merasa lelah.
Ayaahhh.
Dengarkan inii.
Aku sampaikan tiap baitnya dengan penuh kesadaran.
Ayaahhh.
Bagaimanapun engkau dalam cerita orang lain
Engkau tetap ayahku yang menjadi pahlawan tanpa berteriak dirimu adalah pahlawan.
Ayahhh
Engkau adalah sosok yang menjadikan aku tegar disaat aku rapuh.
Engkau adalah sosok yang menjadikan aku kuat disaat aku lemah.
Engaku adalah sosok yang membuatku menjadi tenang disaat aku riuh.
Ayaahhh.
Meski ragamu terpendam tanah.
Suaramu tak lagi terdengar di dalam rumah.
Langkah kaki terhembus oleh angin.
Namun ketahuilah ayaahh.
Tuhan lebih mencintai sebagaimana putri kecilmu ini mencintai ayah.
Kehilangan ayah bukan hanya sekedar kehilangan seseorang.
Tetapi, kehilangan ayah aku juga kehilangan sosok yang paling berpengaruh dalam hidupku.
Aku kehilangan arah untuk jalan pulang ayah.
Karena ayah adalah satu-satunya rumah untuk berpulang.
Ayahh..
Rasa semangat untuk menjalani hidup ini tak lagi sama seperti dulu
Tak lagi senyumku penuh keceriaan
Setiap hari hanya ada senyum palsu untuk menutupi ketidakbahagiaanku
Senyumku redup ketika kala itu aku melihat matamu tertutup dengan sayup.
Ayahh…
Kepada siapa aku harus berlari dan berkeluh kesah tentang hari-hariku.
Kepada siapa aku meminta dukungan ketika aku akan menghadapi tantangan?
Kepada siapa aku bersorak bahagia dan berbagi kabar gembira ketika putrimu ini mendapatkan kebahagiaan kecil.
Yang selama ini kau dambakan.
Yang selama ini kau harapkan dariku.
Meski kau tak pernah meminta itu.
Ayaahhh…
Cucuran keringat dan rasa lelahmu tak berbalas olehku di dunia.
Namun lihatlah ketika putrimu ini telah berhasil menggapai cita dan cintanya.
Engkaulah yang akan pertama kali kusebut namanya “aku bisa ayah!!!”
Ayah lantunan do’a kepada Sang Maha Pencipta tak pernah aku lewatkan untukmu agar kau tahu ayah aku selalu merindukan kehadiranmu.
Penulis/Pembuat : Sarmila