Nusakata.com – Cuaca buruk akibat badai dan angin kencang, Ribuan nelayan di Lebak Selatan tidak bisa melaut. Mereka hanya bisa membenahi kapal yang rusak di dermaga sambil menunggu cuaca kembali normal. Diantaranya di wilayah sekitaran Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak-Banten. Jum’at (6/12/2024).
Menurut Sadil, salah satu nelayan pesisir Binuangeun, kondisi cuaca yang tidak menentu membuat para nelayan memutuskan untuk berhenti sementara dari aktivitas melaut.
“Sudah hampir sepekan kurang lebih kami tidak melaut akibat cuaca buruk disertai ombak dan angin kencang,” ujarnya.
Ketua HNSI Binuangeun Nurman mengatakan, Cuaca ekstrem ini tidak hanya berdampak pada keselamatan nelayan, tetapi juga menyebabkan kenaikan harga ikan di pasar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) serta menurunkan penghasilan para nelayan. Selain itu, aktivitas penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor cuaca seperti suhu air laut, kecepatan angin, curah hujan, dan kondisi gelombang laut.
“Nelayan tidak bisa melaut saat badai karena berisiko dan membahayakan keselamatan mereka. Badai dan angin kencang dapat membuat perairan bergelombang dan berbahaya bagi kapal nelayan. Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan, tenggelamnya kapal, atau bahkan kehilangan nyawa nelayan,” ungkap ketua HNSI Binuangngeun, pada awak media. Jum’at (6/12/2024).
“Nelayan Muara Binuangeun berencana akan kembali melaut setelah cuaca kembali normal dan kondusif, demi memastikan aktivitas mereka berjalan dengan aman,” Tambahnya Nurman. (San)