NUSAKATA.COM – Proyek Jalan Tol Serang-Panimbang (Serpan) Seksi III adalah bagian dari proyek pembangunan jalan tol yang menghubungkan Serang-Panimbang Seksi III yang merupakan seksi trakhir.
Dikatakan Agus Supriatna, Dengan Panjang Seksi III adalah 33 kilo meter sedangkan, membutuhkan lahan yang banyak.
“Sehingga salah satu sekolah dan penduduk warga terkena dampak, dan tergarap yang nantinya,” ucap Agus Supriatna Senin (20/01/2025)
Lanjut Agus, Lahan saya yang beralamatkan di Kp.Gunung Cangri Rt/019 Rw/ 08 Desa Cijakan Kec. Bojong dengan luas 1137m² hanya terkena 51m² luas pavingblock dan 6m² jembatan beton.
Sedangkan luas tanah milik saya, Kata Agus, di sertifikat 1137m² dan itupun ada bangunan serta pendidikan yang bernama “Ponpes Nurul Ikhlas, MDTA Nurul Ihklas, Ra Nurul Ihklas, dan TPQ Nurul Ikhlas,” Ungkapnya
Menurut agus kembali mengatakan, Mau dikemanakan para siswa dan santri ini.
“Jika tidak di fasilitasi, apa pemerintah tidak lagi mementingkan pendidikan anak bangsa,” Tegasnya.
Jika yang tergusur oleh pembangunan pronyek nasional hanya jalan dan bangunan dengan kebutuhan sepotong seperti ini.
Lanjut Agus, lalu nanti apakah anak-anak didik ini harus di telantarkan dan pemerintah tidak lagi mementingkan prospek pembangunan SDM sumberdaya manusia nya.
Agus Supriatna Mengatakan Saat Di wawancarai Jurnalis Nusakata, saya pernah menyakan perihal masalah ini, jika rumah teteh dan tetangga saya sudah di bayar dengan nominal 1.8 miliar dan 180 juta rupiah dan lahan ini sudah di patok, lalu hanya sampai ke ruang tamu rumah saya.
“Bagaimana mungkin nasib keluarga saya dan pendidikan yang banyak siswanya sudah berjalan sekian tahun, lalu di lumpuhkan dengan adanya kegiatan pronyek nasional ini,” Imbuhnya.
Agus menegaskan, Saya tidak pernah menghalangi pembangunan Pronyek nasional Tol Serang Panimbang seksi lll ini, hanya saja kami meminta.
“Berilah perhatian kepada keluarga dan nasib pendidikan siswa dan santri jika mau di garap, garaplah semuanya,” Terangnya.
“Lahan saya seluas 1137m² agar saya bisa memfasilitasi santri dan siswa siswi di tempat yang berbeda,” Tambahnya.
Kata Agus, berharap kepada pemerintah pusat dan yang berwenang bisa mempertimbangkan kebijakan yang lebih bijak.
“Perhatikan nasib prospek pendidikan SDM santri dan siswa siswi Nurul Ihklas, pertimbangkan kembali agar memberikan keputusan yang membuat masyarakat indonesia khusunya pandeglang SDM nya terbangun,” Tutupnya. (Irgi)