NUSAKATA.COM, – Direktur Moveinesia, M. Syahrus Sobirin, menegaskan bahwa warisan pembangunan yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto, masih memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Menurut Sobirin, berbagai proyek strategis yang dijalankan pada masa kepemimpinan Soeharto mulai dari pembangunan infrastruktur, program swasembada pangan, hingga pemerataan pendidikan telah menjadi fondasi penting bagi kemajuan bangsa di era modern.
“Kita tidak bisa menutup mata terhadap fakta sejarah. Jalan, bendungan, sekolah, serta berbagai program kesejahteraan yang dirintis pada masa Pak Harto masih menjadi tulang punggung pembangunan kita hari ini,” ujar Syahrus dalam keterangan tertulis di Jakarta Pusat, Rabu (5/11/2025).
Sobirin menilai, di tengah tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi Indonesia saat ini, semangat pembangunan dan stabilitas nasional yang diwariskan Soeharto patut dijadikan inspirasi bagi para pemimpin generasi berikutnya.
“Pak Harto adalah sosok yang menempatkan pembangunan sebagai prioritas utama. Kita bisa berbeda pandangan dalam hal politik, tetapi kontribusi beliau terhadap kemajuan Indonesia merupakan warisan yang tidak bisa dihapus,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sobirin mengusulkan agar seluruh mantan Presiden Republik Indonesia secara otomatis memperoleh gelar Pahlawan Nasional, mengingat jabatan kepala negara sudah menunjukkan kriteria kepahlawanan dari sisi hukum dan pengabdian kepada bangsa.
“Presiden pertama RI, Soekarno, telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Maka, sudah sepatutnya Presiden Soeharto juga mendapatkan penghargaan serupa atas jasanya dalam bidang hukum, pembangunan, serta pengabdian kepada bangsa,” ujarnya.
Sobirin menambahkan, masyarakat tidak boleh melupakan peran besar Soeharto dalam menjaga keutuhan dan ideologi negara.
“Kita perlu mengingat dan menghargai jasa besar Presiden kedua RI, Soeharto. Berkat kepemimpinan beliau, Indonesia selamat dari ancaman ideologi komunisme dan mampu menjaga Pancasila sebagai dasar negara,” tutur Syahrus.
Dalam konteks pandangan sejarah, Sobirin mengutip pesan bijak Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang pernah menyampaikan bahwa, “Soekarno tidak sebaik itu, dan Soeharto tidak sejahat itu.”
Menurut Sobirin, pandangan Gus Dur tersebut menggambarkan perlunya melihat sejarah secara lebih objektif dan proporsional tidak hanya dari sisi politik, tetapi juga dari kontribusi nyata terhadap bangsa.
“Pernyataan Gus Dur itu mengajarkan kita untuk menilai tokoh bangsa secara adil. Tidak ada pemimpin yang sempurna, namun setiap pemimpin memiliki peran dan jasa besar yang patut dihargai,” jelasnya.
Sobirin juga mengimbau para sejarawan untuk lebih terbuka dalam menyampaikan fakta sejarah, khususnya terkait peristiwa pengkhianatan Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap NKRI. Menurutnya, perjuangan Soeharto dalam menumpas komunisme merupakan bentuk nyata pembelaan terhadap ideologi bangsa.





