NUSAKATA.COM – Ditengah maraknya hiburan modern, kuda lumping masih menjadi magnet budaya yang selalu mengundang perhatian masyarakat. Salah satunya terlihat saat Kuda Lumping Padepokan Gagak Lumayung menggelar pertunjukan yang penuh atraksi mistis namun menurut sebagian orang itu terasa menarik. Rabu, (01/10/25).
Kuda Lumping, atau yang dikenal juga sebagai Jaran Kepang, adalah kesenian tradisional jawa yang menggambarkan semangat kepahlawanan berkuda. Namun, bukan hanya di Jawa, di daerah Sunda tepatnya di Kp. Kubang, Desa Surakarta, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang Banten, kuda lumping masih sangat eksis.
Para penari menunggang kuda dari anyaman ijuk, bergerak lincah mengikuti irama kendang. Tetapi bukan hanya tarian, unsur kesurupan dan atraksi ekstrem justru menjadikan daya tarik tersendiri.
Gagak lumayung merupakan salah satu padepokan yang paling dicari dan diminati warga untuk ditonton. Pasalnya, kedua orang yang menjadi aktor yaitu Dani dan Imad adalah dua sejoli yang kerap ditunggu penampilannya.
Banyak orang rela menahan teriknya matahari, berdesakan, hanya untuk melihat aksi keduanya. Tak hanya warga Kubang, warga luar desa menunjukkan animo yang luar biasa.
“Saya jauh dari Menes, hanya untuk nonton kuda lumping Kubang yang katanya seru. Setelah saya menyaksikan, ternyata itu tidak bohong.” Ujar salah satu penonton
Bukan hanya menampilkan kuda lumping, padepokan ini menampilkan seni lainnya yaitu pencak silat.
Abah Ebi, pendiri sekaligus pengurus padepokan mengatakan, Selain kuda lumping, di sini juga ada pelatihan pencak silat.
“Tujuannya untuk melatih bela diri pemuda pemudi kampung ini, dan yang terpenting adalah melestarikan warisan budaya agar tidak tergerus oleh zaman,” ungkapnya.
Dalam aksinya, padepokan ini menampilkan sebuah atraksi yang terlihat tampak memiliki ilmu kebal. Seperti memakan bara api, berjalan di atas kaca, tahan akan tebasan golok, dan masih banyak lagi. Meskipun menyeramkan, atraksi tersebut justru memancing decak kagum dan sorak Sorai penonton.
“Saya merinding lihat yang atraksinya kaya orang kesurupan gitu. Rasanya ngeri-ngeri sedap”. Ucap seorang penonton ibu-ibu
Kuda lumping di padepokan gagak lumayung di kubang pagelaran Pandeglang ini, membuktikan bahwa kesenian tradisional masih punya tempat dihati masyarakat.
Mistis, atraktif, namun penuh makna, kesenian ini bukan hanya hiburan, tetapi juga identitas budaya yang patut dijaga. Tak hanya itu, dukungan masyarakat lokal menjadi kunci agar tradisi ini tetap hidup.
Kontributor : Yulianti