NUSAKATA.COM – Lebaran sering dikaitkan dengan baju baru, hidangan lezat, dan momen kebersamaan keluarga. Namun, di balik kegembiraan tersebut, terdapat makna yang lebih dalam tentang kesederhanaan, keikhlasan, dan kasih sayang.
Kisah Sayyidah Fatimah Ra bersama kedua putranya, Hasan dan Husain, menjadi pengingat bahwa inti dari Lebaran bukanlah sekadar pakaian baru, melainkan kebahagiaan yang muncul dari rasa syukur dan keberkahan rezeki.
Kisah Sayyidah Fatimah Ra di Hari Lebaran
Menjelang hari raya, Hasan dan Husain merasa sedih karena belum memiliki pakaian baru, sementara teman-teman mereka di Madinah sudah bersiap menyambut Lebaran dengan pakaian terbaik.
Keluarga Sayyidah Fatimah Ra dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib hidup dalam kesederhanaan, jauh dari kemewahan. Hasan dan Husain semakin bersedih saat melihat anak-anak lain mengenakan baju baru. Akhirnya, mereka memberanikan diri bertanya kepada ibunda mereka.
“Ibu, mengapa anak-anak di Madinah sudah berpakaian indah untuk hari raya, sedangkan kami belum?”
Dengan lembut, Sayyidah Fatimah tersenyum dan menjawab, “Pakaian kalian masih di tukang jahit.”
Jawaban itu terus mereka dengar hingga malam takbiran tiba. Hasan dan Husain kembali bertanya dengan harapan yang sama. Sayyidah Fatimah pun meneteskan air mata karena sebenarnya ia tidak memiliki uang untuk membeli baju baru bagi mereka.
Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu.
“Siapa di luar?” tanya Fatimah.
Suara dari luar menjawab, “Aku tukang jahit, membawa hadiah pakaian untuk putra-putramu.”
Ketika Fatimah membuka pintu, seseorang menyerahkan bingkisan. Saat dibuka, di dalamnya terdapat gamis, celana, mantel, sorban, dan sepatu hitam yang sangat indah.
Dengan penuh kebahagiaan, Fatimah membangunkan Hasan dan Husain lalu memakaikan baju itu kepada mereka.
Kedua cucu Rasulullah SAW pun begitu gembira karena akhirnya bisa merayakan Lebaran seperti teman-temannya.
Namun, Fatimah masih penasaran tentang siapa sebenarnya tukang jahit tersebut.
Ketika Rasulullah SAW datang dan melihat Hasan serta Husain mengenakan pakaian baru, beliau menggendong mereka dengan penuh kasih sayang.
“Wahai Fatimah, apakah engkau melihat tukang jahit itu?” tanya Rasulullah.
Fatimah mengangguk. Rasulullah tersenyum dan berkata, “Dia bukan tukang jahit biasa, melainkan Malaikat Ridwan, penjaga surga.”
Fatimah terkejut dan segera memuji Allah atas anugerah-Nya. Malam itu pun dipenuhi dengan kebahagiaan dan keberkahan.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa Lebaran bukanlah soal baju baru atau kemewahan, melainkan tentang kebahagiaan yang lahir dari rasa syukur, ketulusan, dan kasih sayang.