NUSAKATA.COM – Ribuan umat Hindu dari berbagai daerah memadati Pura Agung Tirta Bhuana (PATB) Bekasi dalam rangkaian perayaan Pujawali ke-60 yang digelar pada Sabtu, 22 Februari 2025.
Perayaan yang bertepatan dengan Hari Tumpek Landep ini berlangsung khidmat sejak pagi, dengan umat yang datang silih berganti untuk beribadah di uttama dan madya madala (sisi utama) pura.
Beberapa bus besar tampak terparkir rapi di sepanjang Jalan Jatiluhur Raya – Kalimalang, Jakasampurna, Kota Bekasi, menandakan antusiasme umat yang tidak hanya berasal dari Bekasi, tetapi juga dari Jakarta, Jawa Barat, dan Banten (Jakjaban).
Ketua Panitia Pujawali, I Wayan Supriaharta, mengungkapkan bahwa jumlah umat diperkirakan akan semakin ramai pada sore hingga tengah malam.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pecalang Jaga Buana dan kelompok masyarakat lainnya yang telah membantu menjaga ketertiban, baik dalam pengaturan parkir maupun kelancaran persembahyangan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Supriaharta menegaskan bahwa Pujawali ke-60 mengusung tema “Melalui Pujawali ke-60 PATB, Kita Tingkatkan Peran Generasi Muda untuk Sosial Kemasyarakatan di Masa Depan.”
“Tema ini menjadi momentum bagi kami, para orang tua, untuk mempersiapkan pemuda-pemudi Hindu di Bekasi agar mampu berkontribusi lebih bagi masyarakat Kota Bekasi, serta bangsa dan negara Indonesia,” tuturnya.
Sejalan dengan tema tersebut, berbagai kegiatan dalam rangkaian Pujawali melibatkan remaja sebagai pelaksana utama. Beberapa acara yang telah digelar antara lain Yoga Bersama, Malam Sastra Hari Raya Saraswati, Pembinaan Budaya Tertib Berlalu Lintas, dan Santi Puja.
“Malam ini (22/02/2025), para remaja PATB akan menampilkan beragam karya budaya, termasuk pagelaran seni tabuh dan tari dari anak-anak pasraman, sanggar seni, serta komunitas pemuda Hindu. Yang paling spektakuler adalah tari kecak kolosal yang akan menjadi penutup acara,” tambahnya.
Ia juga mengundang masyarakat Kota Bekasi untuk menyaksikan pagelaran tersebut.
“Kami mengajak umat untuk hadir, menonton, dan mendukung upaya generasi muda dalam melestarikan seni budaya Nusantara,” tandasnya.
Pesan Cinta dari Menteri Agama
Sementara itu, Dirjen Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. I Nengah Duija, turut hadir dalam persembahyangan gelombang pertama dan menyampaikan pesan dharma.
Ia menyampaikan pesan dari Menteri Agama mengenai konsep “kurikulum cinta”, yang menekankan bahwa cinta mengandung unsur jiwa dan emosi yang halus, serta mampu membentuk karakter manusia yang unggul.
“Pembinaan cinta dalam diri manusia sangatlah penting, karena di dalamnya terdapat kelembutan dan kasih sayang. Cinta bukan hanya kepada Tuhan, tetapi juga kepada sesama manusia tanpa membeda-bedakan, serta cinta terhadap lingkungan sekitar,” paparnya.
Lebih lanjut, Prof. Duija mengajak umat untuk berpegang teguh pada filosofi Tri Hita Karana, yang menekankan tiga aspek utama dalam mencapai kebahagiaan, yakni hubungan harmonis dengan Tuhan (parahyangan), sesama manusia (pawongan), dan lingkungan sekitar (palemahan).
“Dengan cinta, Indonesia dapat membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, meningkatkan perilaku moderat, serta memperkokoh kerukunan dan toleransi umat beragama dalam keberagaman,” tegasnya.
Turut hadir dalam acara ini Sekretaris Ditjen Bimas Hindu Ida Made Pidada, Ketua PHDI Provinsi Banten, Ketua PHDI Kota Bekasi I Gusti Made Rudhita, Ketua Banjar Bekasi, serta para pimpinan dari berbagai lembaga keumatan Hindu lainnya. (Dewa)