NUSAKATA.COM – Lama waktu puasa umumnya berkisar belasan jam, bergantung pada panjangnya siang di suatu wilayah. Di beberapa tempat, durasi puasa bisa sangat singkat, seperti yang dialami umat Muslim di Murmansk, Rusia, yang hanya berpuasa sekitar satu jam. Hal ini disebabkan oleh lokasi geografis Murmansk yang terletak di dekat Kutub Utara.
Pada musim dingin, Murmansk mengalami fenomena malam kutub (polar night), di mana matahari tidak muncul sama sekali selama sebulan penuh.
Akibatnya, siang hari berlangsung sangat singkat, memengaruhi jadwal ibadah, termasuk waktu puasa bagi umat Muslim di sana.
Secara umum, lama puasa di Rusia hampir sama dengan di Indonesia, yakni sekitar 15 jam. Namun, kondisi ekstrem di Murmansk menciptakan perbedaan yang mencolok.
Pada bulan Desember, jeda antara waktu Zuhur dan Asar hanya sekitar 10 menit. Bahkan, hanya satu menit setelah Asar, waktu Magrib sudah tiba, membuat waktu berbuka sangat cepat. Oleh karena itu, umat Muslim di Murmansk dapat berpuasa hanya dalam waktu sekitar satu jam.
Seorang pemandu wisata asal Indonesia, Lalu Satria Malaca, membagikan pengalamannya berpuasa singkat ini melalui akun Instagramnya, @lalusatriamalaca. Dilansir, Senin (3/3/2025).
Dalam unggahannya, ia menjelaskan bahwa ia baru saja sahur satu jam sebelumnya, dan kini sudah tiba waktunya berbuka.
Selain membagikan pengalaman unik tersebut, Satria juga bekerja sebagai pemandu wisata bagi turis Indonesia yang ingin menyaksikan fenomena ini secara langsung.
Ia memperlihatkan bagaimana waktu salat Subuh, Magrib, dan Isya berlangsung dalam waktu yang sangat singkat.
Fenomena ini menunjukkan bahwa letak geografis suatu tempat berpengaruh terhadap durasi puasa. Bagi yang ingin mengalami puasa hanya dalam satu jam, Murmansk bisa menjadi destinasi menarik.
Mengapa Durasi Puasa Berbeda di Tiap Negara?
Banyak orang bertanya mengapa waktu puasa di berbagai negara tidak sama. Beberapa faktor utama yang memengaruhi perbedaan tersebut adalah:
- Fenomena Alam
Lama puasa ditentukan oleh waktu antara terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari. Oleh karena itu, panjang siang dan malam di suatu daerah sangat berpengaruh, yang pada dasarnya dipengaruhi oleh gerakan bumi. - Rotasi dan Revolusi Bumi
Rotasi bumi—yakni perputaran bumi pada porosnya—membuat siang dan malam bergantian. Sementara itu, revolusi bumi, yaitu pergerakan bumi mengelilingi matahari, juga memengaruhi durasi siang dan malam.
Negara yang terletak di sekitar garis khatulistiwa, seperti Indonesia, umumnya memiliki durasi puasa yang stabil, sekitar 12 hingga 14 jam. Sebaliknya, negara di wilayah ekstrem seperti Islandia atau Norwegia dapat mengalami puasa hingga lebih dari 20 jam.
Meskipun durasi puasa bervariasi, ibadah ini tetap memberikan manfaat besar, baik secara spiritual maupun kesehatan. Bagi yang menjalankan puasa lebih dari 20 jam, perencanaan gizi yang baik sangat disarankan agar tubuh tetap sehat dan bugar dalam menjalankan ibadah.