NUSAKATA.COM – Suasana Minggu pagi di Lapangan SMPN 1 Cilegon berbeda dari biasanya. Ratusan siswa, guru, hingga mahasiswa Praktik Lapangan Persekolahan (PLP) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten memadati area sekolah dengan penuh keceriaan.
Mereka berkumpul untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia dengan cara yang istimewa: menghadirkan ragam budaya Nusantara lewat busana adat. (17/08/25).
Sejak pagi, halaman sekolah sudah dipenuhi nuansa warna-warni. Ada yang mengenakan batik Jawa yang anggun, koteka khas Papua yang sederhana namun penuh makna, hingga baju pangsi Betawi yang sarat nilai tradisi.
Para siswa tampak percaya diri memperagakan busana yang mereka kenakan, sementara guru-guru ikut larut dalam suasana dengan semangat yang tak kalah tinggi.
Yang tak kalah menarik, mahasiswa Kelompok 29 PLP UIN SMH Banten yang sedang bertugas di SMPN 1 Cilegon turut serta mendampingi jalannya kegiatan.
Kehadiran mereka bukan hanya sebagai pengamat, tetapi juga sebagai bagian aktif dari upacara. Mereka membantu mengatur barisan, mendukung kelancaran acara, hingga menjadi dokumentator momen bersejarah tersebut.
“Rasanya bangga bisa ikut merayakan kemerdekaan bersama siswa-siswi SMPN 1 Cilegon. Ini bukan hanya pengalaman, tapi juga pembelajaran langsung tentang arti nasionalisme,” ungkap salah satu mahasiswa PLP.
Puncak acara ditandai dengan pengibaran Sang Merah Putih. Saat pasukan pengibar bendera mulai melangkah, suasana mendadak hening.
Semua mata tertuju ke tiang bendera, dan ketika kain merah putih berkibar gagah di langit biru, tepuk tangan membahana diikuti sorakan penuh semangat kemerdekaan.
Tak sedikit siswa yang tampak terharu, bahkan beberapa guru pun menyeka air mata kecil di sudut mata mereka. Momentum itu menjadi pengingat bahwa kemerdekaan yang kini dinikmati adalah hasil perjuangan panjang para pahlawan bangsa.
Dalam amanatnya, pembina upacara memberikan pesan yang sederhana, namun berbeda dan penuh makna.
“Merdeka bukan hanya bebas, tapi juga mampu melawan rasa malas. Kalau masih buang sampah sembarangan, berarti kita belum merdeka, masih terjajah oleh sampah,” tegasnya.
Pesan itu sontak membuat suasana berubah hening sejenak, sebelum kemudian disambut senyum dan anggukan setuju dari para siswa maupun mahasiswa.
Ucapan tersebut menjadi refleksi nyata bahwa kemerdekaan bukan sekadar simbolik, tetapi juga sikap sehari-hari dalam menjaga disiplin, kebersihan, dan tanggung jawab.
Bagi mahasiswa PLP UIN SMH Banten, amanat tersebut menjadi pembelajaran berharga. Mereka mengaku pengalaman ini menegaskan bahwa pendidikan karakter dan nilai kebangsaan tidak hanya bisa diajarkan di ruang kelas, melainkan juga melalui keteladanan dan momen kebersamaan seperti peringatan HUT RI.
“Kami jadi belajar langsung bahwa kemerdekaan itu hadir lewat tindakan kecil, seperti menjaga kebersihan dan kedisiplinan. Bukan hanya sekadar perayaan tahunan, tapi sikap nyata sehari-hari,” ujar salah seorang mahasiswa dengan penuh semangat.
Upacara HUT RI ke-80 di SMPN 1 Cilegon membuktikan bahwa nasionalisme bisa ditanamkan dengan cara yang menyenangkan sekaligus bermakna.
Paduan antara kemeriahan budaya, kekhidmatan upacara, serta pesan moral dari pembina menjadikan kegiatan ini lebih dari sekadar seremoni rutin.
Kehadiran mahasiswa PLP UIN SMH Banten menambah warna tersendiri. Kolaborasi antara kampus dan sekolah tidak hanya memperkuat ikatan akademis, tetapi juga turut berperan dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa yang disiplin, peduli, dan cinta tanah air.
Di akhir acara, wajah ceria para siswa menjadi bukti nyata bahwa semangat kemerdekaan masih berkobar di hati generasi muda. Mereka tidak hanya belajar tentang arti perjuangan, tetapi juga tentang bagaimana menghidupkan nilai kemerdekaan dalam tindakan sederhana sehari-hari.***