NUSAKATA.COM – Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Banyumas Raya bersama wilayah lain sukses menggelar Tabligh Akbar bertema “Mempererat Ukhuwah Islamiyah Sebagai Solusi Krisis Global” pada Ahad, 3 Agustus 2025, di Masjid Daarul Muttaqin, Karangcengis, Bukateja, Kabupaten Purbalingga. Acara ini menampilkan lebih dari 8.000 peserta dari berbagai wilayah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Tidak hanya sebagai bentuk ibadah dan penguatan ukhuwah, Tabligh Akbar ini juga dipandang sebagai bagian dari pelaksanaan amanat Undang-Undang Dasar 1945, khususnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Acara diawali dengan konvoi motor dan long march cinta Al-Aqsha yang menandai semangat kebersamaan dan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Rangkaian kegiatan berlangsung sejak pukul 07.00 hingga Dzuhur, dengan pengamanan dan dukungan penuh dari tim Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) dan panitia pusat yang telah hadir sejak Jumat.
Turut hadir sebagai narasumber : KH. Dr. Yakhsyallah Mansur Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sekaligus Pembina Aqsa Working Group (AWG), KH. Abul Hidayat Saerojie Pembina Jaringan Ponpes Al-Fatah se-Indonesia, Dr. HM As’adi Al-Ma’ruf Amir Majlis Qadha Jama’ah Muslimin (Hizbullah), dan Dr. Nurokhim Waliyul Imam JTU/Da’i Muda Semarang.
Dalam tausiyahnya, Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyampaikan bahwa Pembukaan UUD 1945 adalah konstitusi terbaik karena menjadikan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai landasan utama. Tabligh akbar menurut beliau merupakan bagian pendidikan nonformal yang turut mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
“Jadi Bapak-bapak dan ibu-ibu datang ke mari ini adalah dalam rangka menjadi orang yang cerdas. Berbahagialah Indonesia telah memiliki UUD yang memiliki beberapa tujuan mulia di antaranya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa ,” ujar Imaam Yakhsyallah Mansur.
Beliau juga menyinggung tujuan kemerdekaan Indonesia yang lain dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu ikut melaksanakan Perjanjian dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
“Bangsa Indonesia dimerdekakan untuk melaksanakannya secara damai. Dari seluruh peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 yang belum merdeka sampai sekarang hanya Palestina. Memerdekakan bangsa Palestina merupakan janji semua negara peserta KAA saat itu,” ungkap Imaam Yakhsyallah.
Menurut beliau, sumber krisis dunia adalah kondisi Palestina. Kalau Palestina damai maka dunia damai. Kalau ruuh Palestina maka dunia akan ruuh. Zionis Yahudi Israel mengetahui hal itu, maka mereka terus berupaya membuat ruuh dunia.
“Krisis global saat ini tidak bisa melepaskan diri dari ketidakadilan yang dialami bangsa Palestina. Palestina adalah jantung dunia. Damainya Palestina akan membawa kedamaian bagi seluruh dunia,” tegas Imaam Yakhsyallah Mansur.
Oleh karena itu, lanjut Imam, untuk menciptakan perdamaian dunia solusinya adalah dengan mempererat ukhuwah antar sesama umat manusia. Umat Islam harus bersatu, berjama’ah memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina dari penjajahan Zionis Yahudi Israel, sebagaimana diamanatkan konstitusi bahwa “ kemerdekaaan adalah hak setiap bangsa, oleh karena itu penajajahan di atas dunia harus dihapuskan .”
Dukungan Pemerintah
Sebelumnya Bupati Purbalingga yang diwakili Dimas Prasetyahani, SE, MM, dalam Berbagainya menyampaikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan tabligh akbar ini.
“Kami atas nama pemerintah daerah menyampaikan penghargaan kepada Jama’ah Muslimin (Hizbullah) atas membangun inisiatif ukhuwah Islamiyah dan memperdalam pemahaman agama masyarakat. Ini adalah wujud nyata kontribusi umat Islam dalam pembangunan daerah dan bangsa,” ujar Dimas Prasetyahani.
Ia meyakini bahwa Jamaah Muslimin (Hizbullah) telah dan terus menjadi bagian penting dalam menjaga nilai-nilai keislaman, kebangsaan, serta memperkuat peran umat dalam membangun masyarakat yang religius, rukun dan sejahtera.
Wakil Bupati juga mendukung dan mendorong sinergi antara unsur pemerintah dan komponen umat dalam mewujudkan pembangunan yang berkeadilan, dan kinerjanya sejalan dengan visi pembangunan daerah yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan.
“Saya berharap melalui tabligh akbar ini kita semakin mantap dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dan selalu menemukan taufik, memperkuat akhlak dan menyebarkan Islaman yang rahmatan lil alamin. Mari kita jaga persatuan dana kesatuan bangsa, hindari perpecahan,” kata Dimas Prasetyahani.
Wabup Purbalingga sangat menyayangkan terjadinya konflik sesama umat Islam saat berlangsungnya tabligh akbar di tetangga kabupaten. Pihaknya berharap peristiwa serupa tidak terjadi di daerahnya.
“Semoga ini menjadi pembelajaran kita bersama bahwa apa pun kegiatan keagaam, siapa pun pengisinya jika memiliki tujuan utama yang sama kita harus bisa saling tolerir, bisa saling menghargai sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, apalagi konflik sesama muslim,” ujar Wabup Dimas Prasetyahani.
Sebagai bentuk apresiasi, Pemerintah Kabupaten Purbalingga juga memberikan dukungan sejumlah dana yang diterima oleh Ketua Panitia Tabligh Akbar, Sujud Umar Said. Pada saat yang sama Imaam Yakhsyallah Mansur juga menyerahkan hadiah berupa sebuah buku karya beliau kepada Wakil Bupati, Dimas Prasetyahani.
Tabligh akbar gabungan empat wilayah (Banyumas Raya, Jawa Tengah Utara, Jawa Tengah Selatan dan Jawa Timur/Itasel) ini juga dihadiri Camat Bukateja, Kapolsek, Kepala Desa Karangcengis, para tokoh masyarakat, pemuda, tokoh NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad, santri Pondok Pesantren Al-Fatah Purbalingga dan para alim ulama Jawa Tengah.
Kegiatan tabligh akbar ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian penyambutan Hari Kemerdekaan RI ke-80, yang menjadi momentum penting untuk memperkuat kesadaran berbangsa dan beragama, serta menjaga persatuan umat di tengah berbagai tantangan sosial, dakwah dan kemanusiaan. (AM)