NUSAKATA.COM – “Yang tarawih sekarang tinggal pemain inti” adalah kalimat yang pas untuk memotret barisan shaf shalat tarawih yang semakin berkurang ketika ramadan memasuki malam ke-15 dan seterusnya.Sementara, shaf buka bersama di pusat perbelanjaan dan rumah makan semakin bertambah.
Bukber memang perlu untuk merekatkan ikatan sosial. Ia adalah silaturrahim yang khas di bulan Ramadan.
Karena itu, bukber telah menjadi aset sosial yang mempertemukan banyak orang. Bahkan, bukber menjadi ruang untuk menyelesaikan perselisihan dan persoalan.
Sebagai aset sosial, bukber tidak lantas meninggalkan tarawih. Justru, di setengah terakhir bulan ramadan ini, laku ibadah tarawih harus terus ditingkatkan. Shaf tarawih harusnya semakin bertambah, bukan justru berkurang.
Namun demikian, dari shalat tarawih kita belajar tentang istiqomah. Bukan tentang siapa yang datang dari awal, tetapi tentang siapa yang mampu bertahan hingga akhir.
Di sinilah pentingnya konsistensi, ketekunan dan keistiqomahan. Bukber sih boleh-boleh saja, tapi tarawih jangan ditinggal ya.***