N usanews.co – Setelah Rasulullah SAW mendapatkan tempat sebagai pusat komando di jalan bukit, maka orang -orang musyrik melancarkan serangan yang terakhir, sebagai upaya untuk menghabisi orang-orang muslim.
Ibnu Ishaq menuturkan, selagi Rasulullah SAW berada di jalan bukit, ada beberapa orang Quraisy yang mendakit bukit, di bawah pimpinan Abu Sufyan dan Khalid bin Al-Walid.
Beliau bersabda, “Ya Allah SWT, tidak selayaknya bagi mereka untuk mengungkuli kita.” Kemudian Umar bin Al-Khaththab bersama beberapa orang Muhajirin menyerang mereka, hingga mereka turun dari atas bukit.
Sewaktu peperangan Al-Umawi, orang -orang musyrik juga pernah naik ke atas bukit. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada Sa’d, “Buatlah ketakutan mereka!”
“Bagaimana dengan sendirian aku bisa membuat mereka ketakutan?” tanya Sa’d.
Namun beliau tetap bersabda seperti itu hingga tiga kali. Akhirnya Sa’d mengambil sebatang anak panah dari tabungnya, lalu mendekatkannya ke tubuh salah seorang musyrik hingga dapat membunuhnya. Sa’d menuturkan, “Lalu anak panah itu kuambil lagi dan kubidikan kepada seseorang yang lain hingga dapat dibunuh. Kemudian anak panah itu kuambil lagi dan kubidikan kepada seseorang yang lain lagi hingga dapat dibunuh. Akhirnya mereka turun dari atas bukit. Kukatakan, “Ini adalah anak panah yang penuh barakah.” Lalu aku memasukannya ke dalam tabungnya.”
Anak panah itu tetap disimpan Sa’d hingga saat dia meninggal dunia dan setelah itu disimpan anak keturunannya. (Zadul Ma’ad, 2/95)
Ini merupakan serangan terakhir yang dilancarkan orang-orang Quraisy terhadap Nabi SAW. Setelah mereka tidak tahu sama sekali ke mana dia pergi dan setengah telah dapat membunuh dia, maka mereka kembali lagi ke markas pasukan, kemudian bersiap-siap untuk kembali lagi ke Makkah.
Di antara mereka ada yang masih berkutat pada kesibukannya, seperti yang dilakukan para wanita Quraisy yang terus mencari-cari orang-orang muslim yang dihilangkan.
Mereka ada yang memotong telinga, hidungnya, kemaluannya, mencabik – merobek perutnya. Sementara Hindun binti Utbah mengambil jantung Hamzah lalu mengunyahnya.
Karena dia tidak bisa menelannya, maka kunyahannya dimuntahkan lagi. Dia juga memotong telinga dan hidung Hamzah lalu menjadikannya sebagai gelang kaki dan kalung.” (Sirah An Nabiwiyah – Ibnu Hisyam 2/90)
Dari Kitab : Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri Penerjemah Kathur Suhardi