Nusanews.co – Di antara orang-orang yang terluka itu mereka juga menemukan Quzaman, yang bertempur dengan hebat lazimnya seorang pahlawan perang.
Dia bisa membunuh tujuh atau delapan orang musyrik dengan tangannya sendiri. Mereka mendapatkannya menahan rasa sakit karena luka yang dideritanya.
Lalu, mereka membawanya ke perkampungan Bani Zhafr. Orang-orang Muslim berusaha menghiburnya. Namun dia menjawab, “Demi Allah, aku ikut berperang hanya karena pertimbangan kaumku. Kalau tidak karena itu, aku tak kan sudi berperang.”
Karena merasa tidak tahan lagi dengan sakit yang dideritanya, maka dia pun bunuh diri. Setelah mendengar kabarnya, Rasulullah SAW bersabda,
“Jika dia berkata seperti itu, maka dia termasuk penghuni neraka.”
Begitulah akhir perjalanan orang-orang yang berperang karena membela kesukuannya atau karena berjuang untuk meninggikan kalimat Allah SWT, sekalipun mereka berperang di bawah bendera Islam dan bergabung bersama pasukan Rasulullah SAW dan para sahabat.
Sebaliknya, di antara orang-orang yang terbunuh terdapat seorang Yahudi dari Bani Tsa’labah. Namanya Mukhairiq. Saat Perang Uhud itu dia berkata kepada kaumnya, “Wahai semua orang Yahudi, demi Allah SWT, kalian sudah tahu bahwa membantu Muhammad SAW saat ini merupakan kewajiban bagi kalian.”
Mereka berkata,”Hari ini adalah hari Sabtu.” Hari Sabtu adalah hari besar dan suci bagi orang-orang Yahudi. Pada hari ini mereka tidak diperkenankan berperang.
“Tidak ada hari Sabtu bagi kalian,” jawabnya. Lalu mengambil pedang dan segala perlengkapan, seraya berkata, “Kalau pun aku mendapat celaka, aku tak peduli dengan diri Muhammad SAW. Biarlah dia berbuat semaunya dalam peperangan ini.” Kemudian dia pergi ke medan perang dan bertempur hingga terbunuh. Rasulullah SAW bersabda tentang dirinya,“Mukhairiq adalah sebaik-baik orang Yahudi.”
Sumber : Sirah Nabawiyah ditulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri Penerjemah Kathur Suhardi