NUSAKATA.COM – Kelompok 3 Praktek Kerja Nyata (PKN) dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) KH Abdul Kabier mengadakan seminar bertema “Anti-Bullying” di SDN SEUAT, Kecamatan Petir, pada Senin (3/2/2025).
Dengan mengusung slogan “Bergerak Menciptakan Lingkungan yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan di Sekolah”.
Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai bahaya bullying serta memberikan panduan dalam mencegah dan menghadapinya.
Acara ini dihadiri oleh siswa kelas tinggi SDN SEUAT, dengan Ihah Tunjihah sebagai narasumber utama.
Dalam pemaparannya, Ihah menjelaskan bahwa bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan menyakiti orang lain, tanpa mempertimbangkan dampak psikologis bagi korban.
Ia juga menguraikan berbagai bentuk bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah, seperti bullying fisik, verbal, agresi relasional, dan cyberbullying.
Menurutnya, masing-masing jenis bullying dapat memberikan dampak negatif terhadap mental dan sosial korban, yang berujung pada menurunnya rasa percaya diri serta kesejahteraan mereka.
Lebih lanjut, Ihah memaparkan sejumlah kasus nyata yang menunjukkan dampak bullying, seperti siswa yang merasa takut atau enggan bersekolah, mengalami isolasi sosial, hingga kehilangan semangat belajar.
“Bullying tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga luka emosional yang mendalam,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa korban bullying kerap mengalami penurunan prestasi akademik, kecemasan, bahkan depresi, yang dapat berdampak pada perkembangan mereka secara keseluruhan.
Sebagai solusi, Ihah membagikan beberapa langkah praktis dalam menghadapi bullying.
Ia menyarankan para siswa untuk tetap tenang, tidak menunjukkan ketakutan, serta bersikap percaya diri.
Selain itu, ia menganjurkan untuk mencatat setiap insiden bullying sebagai bukti dan tidak ragu melaporkan kejadian tersebut kepada pihak sekolah atau orang dewasa yang dapat membantu.
Melalui seminar ini, diharapkan para siswa lebih memahami bahaya bullying serta terdorong untuk saling menjaga dan menghormati satu sama lain.
“Sehingga tercipta lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung perkembangan mereka,” Tutup Ihah dalam keterangannya kepada awak media.