NUSAKATA.COM – Seorang sarjana, Dika Febriana Aus, salah satu peserta seleksi asal Pandeglang, yang mengikuti tes Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Batch-3 tahun 2025 Wilayah Banten pada Badan Gizi Nasional, mengaku kecewa lantaran tidak mendapatkan kejelasan dan kurangnya profesionalitas panitia penyelenggara.
Kekecewaan itu Dika rasakan lantaran sudah mengeluarkan banyak uang dan tenaga demi mengikuti tes selama berhari-hari yang dilaksanakan pada tanggal 14 – 19 Maret 2025 bulan lalu.
Diungkapkannya, Ia merasa kecewa terhadap panitia seleksi penyelenggara. Berawal ia melakukan pendaftara melalui google Form.
“Saya melakukan pendaftaran melalui google form yang diketuai oleh Ketua Seleksi Daerah (KSD) Banten Laksamana TNI Ruby Alamsyah, saya mengikuti semua tahapan seleksi dengan baik, namun hingga saat ini belum ada informasi mengenai lulus atau tidaknya,” Ujarnya Dika.
Dika Febriana sangat menyayangkan tidak adanya transparansi dan profesionalis bagi panitia penyelenggara.
“Pemerintah terkesan asal-asalan, kasian sekali pada peserta yang sudah banyak mengeluarkan biaya, tenaga dan waktu luang kerjaan di tinggalkan. Dalam tahap administrasi saja tidak ada alasan yang jelas dan kongkrit,” Ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, informasi kelulusan yang semula dijadwalkan akan di umumkan pada tanggal 24 Maret. Lalu emudian diundur tanggal 27 Maret dan diundur lagi hingga tanggal 29 dan 30 Maret 2025.
Bahkan, sampai bulan April pun pengumuman yang harus di kirimkan di akun masing-masing peserta sampai saat ini banyak peserta yang belum menerima pengumuman kelulusan/tidak lulus di email, wa, SMS peserta dengan informasi kelulusan yang tidak jelas.
“Ada peserta yang mendapatkan informasi kelulusan tanggal 28. Ada juga yang tidak. Anehnya bagi yang tidak lolos tidak ada keterangan apapun. Sehingga peserta masih berharap ada informasi kelulusan tanggal 30 Maret. Dan ternyata memang, yang tidak lolos. Tidak ada keterangan yang menyatakan bahwa ia tidak lolos,” Ungkapnya.
Kata Dika, lihat saja komentar di Instagram SPPI. Ada 3000 orang lebih yang menyampaikan kejanggalan, kekecewaan hingga kerugian, baik kerugian materil maupun inmateril.
“Selain harus mengeluarkan biaya, peserta juga harus mengikuti rangkaian tes berhari-hari dalam keadaan berpuasa,” Imbuhnya.
Ia menjelaskan, Admin SPPI, tidak menanggapi semua komentar. Akun tersebut juga tidak banyak memberikan informasi yang akurat.
“Salah satu peserta mengatakan banyak temannya yang tidak memenuhi persyaratan administrasi, tapi dinyatakan lolos,” Tanyanya.
Dengan berbagai kejanggalan yang terjadi pada tes seleksi SPPI Batch -3 tahun 2025 wilayah Banten ini. Dika Febriana berharap Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Gizi Nasional atau Badan Gizi Nasional melakukan evaluasi kepada panitia pelaksana yaitu TNI.
“Kami berharap Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Bapak wakil presiden Gibran Rakabuming Raka turun langsung dan melakukan evaluasi pada seleksi penerimaan SPII, agar tidak melakukan seleksi secara asal-asalan dan tidak transparan,” Harapnya.