Menu

Mode Gelap
 

Pertambangan Nikel di Raja Ampat Menuai Kontroversi

- Nusanews.co

10 Jun 2025 11:57 WIB


					Potret Keindahan Alam Raja Ampat (Ist) Perbesar

Potret Keindahan Alam Raja Ampat (Ist)

NUSAKATA.COM – Raja Ampat, Papua Barat Daya – Pertambangan nikel di Pulau Raja Ampat, Papua Barat Daya, menuai kontroversi karena dinilai mengancam ekosistem laut dan kehidupan masyarakat adat.

Aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh PT. Indonesia Nikel Utama (INU) telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat lokal dan aktivis lingkungan.

Pertambangan nikel di Raja Ampat telah berlangsung sejak tahun 2022 dan terus berlanjut hingga saat ini. Perusahaan pertambangan mengklaim bahwa aktivitas pertambangan nikel dapat meningkatkan pendapatan negara dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

Namun, aktivis lingkungan menilai bahwa dampak lingkungan yang ditimbulkan jauh lebih besar daripada manfaatnya.

PT. Indonesia Nikel Utama (INU) adalah perusahaan pertambangan yang melakukan aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat. Perusahaan ini telah mendapatkan izin pertambangan dari pemerintah dan telah melakukan aktivitas pertambangan selama beberapa tahun terakhir.

Namun, masyarakat lokal dan aktivis lingkungan telah melakukan protes dan demonstrasi untuk menentang aktivitas pertambangan.

Aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat dimulai pada tahun 2022. Sejak itu, perusahaan pertambangan telah melakukan aktivitas pertambangan secara terus-menerus. Namun, masyarakat lokal dan aktivis lingkungan telah melakukan protes dan demonstrasi untuk menentang aktivitas pertambangan.

Aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat dilakukan di wilayah Raja Ampat, yang dikenal sebagai salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Wilayah ini memiliki ekosistem laut yang sangat kaya dan beragam, termasuk terumbu karang, ikan, dan moluska.

Perusahaan pertambangan mengklaim bahwa aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat dapat meningkatkan pendapatan negara dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

Namun, aktivis lingkungan menilai bahwa dampak lingkungan yang ditimbulkan jauh lebih besar daripada manfaatnya. Mereka khawatir bahwa aktivitas pertambangan dapat mengancam ekosistem laut dan kehidupan masyarakat adat.

Aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat dilakukan dengan menggunakan metode open-pit mining. Metode ini melibatkan penggalian tanah dan batuan untuk mengambil nikel. Namun, metode ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kehidupan masyarakat adat.

Aktivis lingkungan khawatir bahwa aktivitas pertambangan dapat menyebabkan polusi air, kerusakan terumbu karang, dan kehilangan keanekaragaman hayati.

Aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat dapat menyebabkan dampak lingkungan yang signifikan. Polusi air dapat mengancam kehidupan masyarakat adat yang bergantung pada laut untuk mencari ikan dan moluska. Kerusakan terumbu karang dapat menyebabkan kehilangan keanekaragaman hayati dan mengancam ekosistem laut.

Aktivis lingkungan khawatir bahwa aktivitas pertambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki.

Masyarakat lokal dan aktivis lingkungan telah melakukan protes dan demonstrasi untuk menentang aktivitas pertambangan. Mereka khawatir bahwa aktivitas pertambangan dapat mengancam ekosistem laut dan kehidupan masyarakat adat. Masyarakat lokal juga khawatir bahwa aktivitas pertambangan dapat menyebabkan kehilangan keanekaragaman hayati dan mengancam kehidupan mereka.

 

Penulis : Sarip Saputra

Baca Lainnya

Calon Sekretaris Daerah Pandeglang Banyak Dipertanyakan

30 June 2025 - 12:54 WIB

Mahasiswa STKIP Syekh Manshur Belajar Budaya Langsung di Komunitas Adat Baduy

26 June 2025 - 08:00 WIB

DEMA UIN SMH Banten Gelar Diskusi Publik: “Pemakzulan Gibran — Jalan Konstitusional Atau Manuver Politik?”

25 June 2025 - 17:04 WIB

KNPI Pandeglang Desak KPK Usut Tuntas Temuan BPK, Ungkap Kerugian Negara Rp37 Miliar Lebih

25 June 2025 - 09:03 WIB

BEM Nusantara Wilayah Banten Resmi Dikukuhkan, Soroti Peran Mahasiswa dalam Sektor Pendidikan

22 June 2025 - 08:55 WIB

Banyak Penulis Berbakat, Tapi Tak Sekuat JK

21 June 2025 - 10:14 WIB

Trending di Hiburan