Nusakata.com – Di era bisnis yang kompetitif seperti sekarang, perusahaan dituntut untuk mampu bertahan dan unggul dengan mengoptimalkan setiap aspek operasionalnya. Salah satu strategi yang jarang tersorot namun berdampak besar adalah manajemen persediaan dan piutang.
Keduanya, jika dikelola dengan baik dan terintegrasi, akan memberikan fondasi yang kuat bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan kesehatan keuangan secara berkelanjutan.
Manajemen persediaan dan piutang merupakan dua aspek krusial yang berperan dalam kelancaran operasional dan kesehatan keuangan perusahaan. Namun, tantangan dalam mengelola kedua aspek ini sering kali muncul dalam bentuk permasalahan kompleks yang perlu segera diatasi.
Di satu sisi, penerapan strategi manajemen persediaan yang tidak optimal berpotensi mengakibatkan overstock atau stockout, kondisi yang merugikan operasional karena berdampak pada penumpukan biaya penyimpanan atau kekurangan barang untuk memenuhi permintaan pasar.
Ketika stok yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, baik terlalu berlebih atau kurang, perusahaan dapat kehilangan peluang, menanggung biaya tambahan, atau bahkan mengalami penurunan kepuasan pelanggan.
Selain itu, manajemen piutang yang buruk juga berisiko terhadap likuiditas dan arus kas perusahaan. Piutang yang tertunggak dapat menghambat perputaran kas, menyebabkan krisis likuiditas yang bisa mengancam stabilitas keuangan dan menghambat kegiatan operasional.
Banyak perusahaan menghadapi kesulitan dalam menetapkan kebijakan kredit yang efektif, terutama dalam situasi di mana mereka perlu menyeimbangkan antara mempertahankan pelanggan dan memastikan piutang tetap tertagih tepat waktu.
Hal ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan kredit yang sukses dan bagaimana perusahaan dapat memitigasi risiko piutang tak tertagih yang berpotensi merugikan.
Tidak hanya itu, integrasi antara manajemen persediaan dan piutang menjadi salah satu tantangan penting yang sering kali terabaikan. Kedua aspek ini, jika dikelola secara sinergis, dapat menciptakan kestabilan finansial yang berkelanjutan, mendukung perencanaan kas yang lebih tepat, dan membantu perusahaan dalam menghadapi fluktuasi pasar.
Namun, praktik integrasi ini tidaklah mudah dan membutuhkan pendekatan strategis yang mempertimbangkan seluruh siklus operasi dan keuangan perusahaan.
Kesimpulannya di masa depan, integrasi manajemen persediaan dan piutang akan menjadi standar bagi perusahaan yang ingin berkembang dengan efisien dan berkelanjutan.
Ini adalah langkah strategis yang tidak hanya mendukung operasional sehari-hari tetapi juga memperkuat stabilitas keuangan jangka panjang. Saat perusahaan mampu menggabungkan kedua aspek ini dengan teknologi dan kebijakan yang tepat, kesuksesan dalam dunia bisnis yang dinamis bukan lagi hal yang mustahil, melainkan keniscayaan yang dapat dicapai.
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Pamulang.
Oleh: Rafina Arinita, Egi Andini, Daffa Putra Rifanda & Aldy Arya Pratama