NUSAKATA.COM – Gubernur Banten, Andra Soni, menegaskan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan daerah melalui peningkatan produksi jagung secara berkelanjutan. Salah satu upaya nyata adalah program KAKIJATOL (Kanan Kiri Jalan Tol Tanam Jagung) yang menargetkan lahan seluas 750 hektar.
Program ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa, Bulog, hingga offtaker lainnya. Pembiayaannya berasal dari APBD Banten sebesar Rp4,8 miliar, mencakup penyediaan benih, pupuk, alat tanam, dan panen.
Saat menghadiri Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II secara virtual bersama Presiden Prabowo Subianto di Desa Camplang, Kabupaten Serang (5/6/2025), Gubernur menyampaikan bahwa dukungan ini diharapkan dapat mempercepat proses panen dan mencapai kadar kekeringan jagung hingga 14 persen.
Pada 2024, luas panen jagung Banten tercatat 12.742 hektar dengan total produksi 106.921 ton. Tahun 2025, targetnya 9.692 hektar dengan estimasi produksi 57.351 ton.
Andra Soni berharap upaya ini dapat membangun kemandirian pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
“Pemprov Banten juga akan terus hadir mendampingi para petani bersama Forkopimda,” Ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto menegaskan bahwa Polri turut mendukung program ketahanan pangan nasional. Polda Banten menargetkan pengelolaan 2.500 hektar lahan jagung, dengan realisasi hingga Kuartal II mencapai 278,3 hektar dan hasil panen sebesar 989,8 ton.
“Jagung hasil panen tersebut diserap oleh 16 mitra industri di Banten dengan harga Rp5.500/kg,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Banten, Agus M. Tauchid, menyebutkan bahwa potensi pengembangan lahan jagung di Banten mencapai 53.367 hektar. Di Kabupaten Serang saja tersedia 1.783 hektar yang tersebar di beberapa kecamatan.
“Contohnya di Desa Cemplang, Kelompok Tani Indah Tani berhasil memproduksi 85 ton jagung dari lahan 2 hektar, dengan dua kali masa tanam per tahun. Petani mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp18,35 juta per hektar,” Ungkapnya. ***