SERANG (NNC) – Universitas Serang Raya (UNSERA) sedang menghadapi pesta demokrasi yaitu Pemilihan Raya (PEMIRA) Tahun 2024 dimana dalam pencalonan Ketua BEM Universitas hasil dari verifikasi Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) UNSERA terdapat 2 Pasang Calon Presma dan Wakil Presma
Dimas Noto Jagad Khatulistiwa Selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat UNSERA menyampaikan dukungan penuh terhadap M.Qolby yusuf & AD Gustiani Gerry dengan tagline SEDULUR.
“Dukungan Ini hadir karna HMI Komisariat UNSERA memiliki semangat yang sama dengan capres & Cawapres SEDULUR terkait semangat LITERASI, maka hal ini perlu kita dukung penuh dimana kampus sebagai laboratorium intelektual” ucap Dimas Noto Jagad Khatulistiwa kepada wartawan nusanews.co , Rabu (06/03/2024).
Ia juga menambahkan Pasangan Calon (PASLON) Nomor urut 2 akan terus berkomitmen untuk menghidupkan kembali ruang ruang diskusi
“Paslon 02 dengan semangat menghidupkan kembali ruang-ruang diskusi adalah hal dasar yang harus kami lakukan sebagai langkah awal dalam masa jabatannya nanti” Imbuhnya
Hal yang sama juga disampaikan oleh Azami Al-Ghifari selaku Ketua umum DPK GMNI UNSERA. “memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa bukan hanya di ruang-ruang kelas, melainkan semangat yang di bawa capres 02 merupakan bentuk penyegaran terhadap suasana di kampus UNSERA” Ujarnya
Lanjutnya, menjalankan demokratisasi didalam kampus adalah langkah awal mahasiswa sebagai garda terdepan dalam menentukan arah bangsa
“banyak cara untuk meneruskan perjuangan, dengan menjalankan demokratisasi didalam kampus adalah langkah awal, karena mahasiswa sebagai garda terdepan dalam menentukan arah bangsa kedepan. maka, Pejuang Rakyat yang selalu memikirkan perjuangan dan kelanjutan perjuangannya dan pemikir (intelektual) yang selalu mengabdikan ilmunya untuk perjuangan rakyat sepenuhnya.” ucap akhir Bung Azami
Ketua DPK GMNI dan Ketua HMI Komisariat UNSERA juga berharap pesta demokrasi di UNSERA hari ini dilaksanakan dengan Riang Gembira. Jangan sampai demokrasi hari ini malah memecah belah dan melacurkan demokratisasi.