Nusanews.co – Perbedaan dalam hal syukur nikmat dan nikmat syukur dalam berkehidupan manusia kesehariannya merupakan karunia dari Tuhan Yang maha esa.
Hiruk pikuk cara berkehidupan manusia di seluruh alam semesta yang ditegakkan oleh tuhan tentunya sudah menjadi cara corak ketetapannya alias sudah di atur.
Dari mulai agama yang berbeda, ras, golongan, keyakinan, serta sebagian manusia ada yang tidak percaya pada esaan tuhan alias tak beragama. Namun, itu sudah menjadi keyakinan manusia itu sendiri, pandangan yang berbeda, ilmu pengetahuan yang berbeda, serta cara-cara penerapannyapun berbeda-beda.
Di sisi lain, soal corak berkehidupan sebagian ada beberapa ulasan tentang rasa syukur nikmat dan nikmat syukur bahkan tidak sedikit orang yang memahaminya tetapi ternyara berbeda maknanya.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu tokoh agama islam Seorang cendikiawan, Qurais Shihab yang dikutip dari akun youtube @ Quraish Shihab ,bahwa dikatakannya.
“Nikmat syukur bisa di artikan bahwa seseorang yang mampu bersyukur sebenarnya telah memperoleh karunia tuhan. Karena kita tidak dapat melakukan pengabdian kecuali kita berkehendak melakukannya dan direstui oleh Tuhan,” tuturnya
Ia melanjutkan, makna lainnya adalah kenikmatan atau kelezatan yang dirasakan seseorang ketika bersyukur. Nikmat dari segi bahasa memiliki tiga makna, pertama kelezatan, kedua kepuasan, ketiga anugrah tuhan. Sampai kenikmatan syukur yaitu merasakan nikmat syukur.
Pengarang Tafsir Al Misbah itu menerangkan, bahwa manusia dapat merasakan tiga macam kelezatan yaitu Jasmani, nafsani (nafsu) yang bisa mengalahkan kelezatan Jasmani, dan ruhani.
“Nikmat syukur, lanjutnya, jika dilaksanakan dengan baik dan sempurna maka akan merasakan kelezatan ruhani. Ada hal di kalanga para pakar psikologi bertanya-tanya mengapa anak-anak meskipun dilarang berpuasa masih mau berpuasa ? Mengapa orang-orang bergembira saat berbuka puasa ? Jawabannya karena orang tersebut mengalami kelezatan ruhani.
Syukur nikmat
“Syukur memiliki tiga aspek. pertama, merasakan dengan hati bahwa telah menerima suatu kebaikan. Kedua, merasakan nikmat yang duterima adalah anugrah diberikan tuhan sehingga mengucapkan segala puji bagi Allah SWT. Ketiga, melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan pemberian anugrah itu.