NUSAKATA.COM, – Majelis Ukhuwah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyerukan umat Islam yang tergabung dalam berbagai organisasi massa untuk menjaga persatuan (ukuwah Islamiyah), menahan diri serta menghindari provokasi yang mengarah kepada perpecahan ummat.
Hal itu disampaikan Majelis Ukhuwah Pusat (MUP) dalam pernyataan resminya yang ditandatangani langsung oleh Amirnya H. Syakuri, S.H., menanggapi insiden bentrokan antara massa Front Persaudaraan Islam (FPI) dan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) yang terjadi pada acara Tabligh Akbar di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Rabu malam (23/7).
Majelis Ukhuwah Pusat menyesalkan terjadinya insiden tersebut yang seharusnya tidak perlu terjadi jika masing-masing pihak mampu menahan diri dan tidak saling memaksakan kehendak. H. Syakuri memperkuat dengan mengutip sejumlah ayat Al-Qur’an yang menggarisbawahi pentingnya menghargai perbedaan dan menjaga persatuan umat, di antaranya dalam Surat Hud ayat 118 – 119:
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Allah menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan. Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya”.
Kemudian Surat Yunus ayat 99, “Seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang di bumi seluruhnya beriman. Apakah engkau (Nabi Muhammad) akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang mukmin?”
Lebih lanjut, MUP memperingatkan bahwa bentrokan semacam itu berpotensi merusak persatuan bangsa yang telah susah payah dibangun oleh para pendiri negeri ini. Selain itu Indonesia adalah negara yang berdiri atas pertolongan dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 aline ketiga yang berbunyi:
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Sehingga dengan demikian seluruh elemen bangsa memiliki tanggung jawab merawat negeri ini dalam kebhinekaan tunggal ika dan menjaga ukhuwah Islamiyah.
“Jangan mudah terprovokasi oleh antek asing maupun pihak-pihak dalam negeri yang secara masif, sistematis dan terstruktur berusaha memecah belah persatuan,” tegas H. Syakuri dalam pernyataan itu, seraya mengutip QS. Ali Imran ayat 103 yang memerintahkan umat Islam untuk berpegang teguh pada tali Allah (agama Islam) dengan berjama’ah dan tidak berpecah belah.
Majelis Ukhuwah Pusat juga menekankan perlunya negara hadir secara aktif dalam situasi genting semacam itu, dan mengajak seluruh potensi umat untuk difokuskan dalam menghadapi musuh bersama, seperti menghentikan penjajahan oleh zionis Israel terhadap bangsa Palestina yang tengah menghadapi bencana genosida dan kelaparan hebat.
Kepada para pimpinan organisasi masyarakat (ormas) Islam dan lainnya diserukan agar mereka aktif membina umat di tingkat akar rumput, tidak memprovokasi atau melakukan penyerangan kepada pihak lain yang tidak sepaham, mendahulukan ukhuwah daripada konfrontasi.
Amir MUP juga mengingatkan umat Islam agar berhati-hati terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya supaya tidak menimpakan musibah kepada orang (kelompok) lain, sebagaimana pesan QS. Al-Hujurat ayat 6 dan mendamaikan pihak-pihak yang berselisih karena sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara (QS. Al-Hujurat ayat 10).
Di akhir penyataan, Amir Majelis Ukhuwah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mendokan agar Allah subhanahu wa ta’ala mempersatukan hati semua umat Islam, memperbaiki hubungan di antara sesama, menunjukkan kepada jalan-jalan keselamatan, serta menjauhkannya dari perbuatan keji yang tampak maupun tersembunyi. (AM)