NUSAKATA.COM – Majelis Umat Beragama (MUB) Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi menggelar Lokakarya Keberagaman pada Jumat-Sabtu, 9-10 Mei 2025. Giat ini mengusung tema Mewujudkan Masyarakat yang Rukun Damai Penuh Cinta Menuju Kota Bekasi Sebagai Kota Harmoni Nomor Satu.
Lokakarya ini dihadiri Camat Bantargebang, Cecep Miftah Farid dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, H. Abdul Manan. Selain itu turut hadir para lurah Se Kecamatan Bantargebang, Kasi Kesos Kecamatan dan Kelurahan berserta Staf dan MUB Se Kecamatan Bantargebang.
Sebagai tambahan informasi, Kota Bekasi Jawa Barat telah berhasil mencatatkan prestasi sebagai Kota Toleran Terbaik Kedua di Indonesia. Sebuah keberhasilan dari masyarakat Kota Bekasi dengan penduduk urban yang padat dan heterogen.
Seusai mengikuti lokakarya, awak media mememui seorang tokoh perwakilan umat Hindu, I Gusti Ketut Witen. Sosok Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Bekasi yang aktif di MUB Kecamatan Bantar Gebang. Ia menyebut lokakarya ini diharapkan memberi dampak positif bagi masyarakat.
“Saya perwakilan dari umat Hindu, kegiatan ini tentu harapannya dapat hadirkan dampak positif, sinergi sekaligus upaya bersama dari seluruh umat lintas agama dan pemerintah,” ujar Gusti Ketut Witen pada Sabtu (10/5/2025).
Ia menambahkan, dirinya bersama pengurus PHDI Kecamatan Bantar Gebang mengkomunikasikan pembinaan umat di wilayahnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan keinginan di kalangan umat Hindu adalah mengenai realisasi krematorium oleh Pemerintah Kota Bekasi.
Kota Bekasi sesungguhnya telah mengambil langkah awal yang signifikan dalam menyediakan fasilitas kremasi bagi warganya. Pada Oktober 2021, Pemerintah Kota Bekasi telah memulai pembangunan krematorium pertama yang berlokasi di Jalan Raya Perjuangan, Harapan Baru, Bekasi Utara.
Walikota Bekasi saat peletakan batu pertama di tahun 2021 menyebut bahwa pembangunan ini merupakan respons atas usulan dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Bekasi yang telah diajukan sejak 2018.
“Kami khususnya umat Hindu dan warga lain membutuhkan layanan fasilitasi krematorium tersebut,” sambungnya.
Menunggu krematorium ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah kota Bekasi yang baru, karena hingga saat ini belum terealisasi pemanfaatannya, umat Hindu harus melakukan proses kremasi menumpang di luar kota.
“Saat ini, kremasi di Cibinong Kabupaten Bogor atau di Cilincing Jakarta, tentunya memerlukan waktu dan biaya yang lebih, harapannya kremasi segera dapat direalisasikan manfaatnya bagi umat Hindu Kota Bekasi maupun umat lain yang membutuhkan,” pungkas Gusti Ketut Witen. (Dewa).
