NUSAKATA.COM – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) KH. Abdul Kabier kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun budaya akademik yang progresif di kalangan mahasiswa dengan menggelar seminar ilmiah bertajuk _”Panduan Sistematis Menyusun Makalah dan Skripsi yang Baik dan Benar“_.
Acara ini diselenggarakan pada Minggu, 1 Juni 2025 bertempat di Gedung 2 Kampus STAI KH. Abdul Kabier dan berhasil menarik perhatian puluhan peserta dari berbagai program studi.
Seminar ini merupakan bentuk nyata perhatian DEMA terhadap kebutuhan mahasiswa, khususnya dalam menghadapi tantangan akademik yang kompleks, seperti penulisan makalah dan skripsi.
Dengan menggandeng akademisi muda yang juga merupakan dosen internal kampus, kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang transfer ilmu, tetapi juga ajang refleksi bersama tentang pentingnya karya tulis ilmiah dalam ranah pendidikan tinggi.
Dalam sambutannya, Presiden Mahasiswa STAI KH. Abdul Kabier, Muhammad Kemal Legiansyah, menyampaikan bahwa kegiatan ini digagas atas dasar kepedulian terhadap banyaknya mahasiswa yang merasa kesulitan saat menyusun makalah atau skripsi karena kurangnya pemahaman teknis dan sistematis dalam penulisan ilmiah.
“Kita menyadari bahwa literasi ilmiah adalah kemampuan yang sangat fundamental dalam dunia kampus,” Paparnya.
Tapi nyatanya, banyak mahasiswa yang masih kebingungan dalam menyusun kerangka makalah, membuat rumusan masalah, atau bahkan menentukan metode penelitian yang tepat.
“Oleh karena itu, melalui seminar ini, kami ingin membuka ruang belajar bersama agar mahasiswa dapat lebih siap menghadapi tantangan akademik,” ujar Kemal dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan peserta.
Hadir sebagai narasumber utama, Ade Mukhlis Supandi, M.Pd, dosen muda STAI KH. Abdul Kabier sekaligus pemerhati pengembangan akademik mahasiswa. Dalam presentasinya, ia memaparkan berbagai tahapan penting dalam menyusun makalah dan skripsi, mulai dari identifikasi masalah, kajian literatur, penulisan rumusan masalah, penentuan metode, hingga proses analisis data.
“Makalah dan skripsi bukan sekadar kewajiban administratif akademik, tapi juga latihan berpikir sistematis dan ilmiah. Karena itu, setiap bagian dari karya tulis harus mencerminkan logika yang utuh dan runtut, dari awal hingga akhir,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya integritas ilmiah, terutama dalam menghindari praktik plagiarisme yang semakin marak di era digital.
Materi disampaikan dengan gaya yang komunikatif, lengkap dengan contoh-contoh konkret yang diambil dari pengalaman praktis mahasiswa. Hal ini membuat para peserta lebih mudah memahami dan mengaitkan materi dengan situasi yang mereka alami di bangku kuliah.
Seminar ini dipandu dengan apik oleh Puteri selaku moderator, yang berhasil menjaga alur acara tetap dinamis dan interaktif. Dalam sesi tanya jawab, sejumlah peserta menyampaikan beragam pertanyaan dan persoalan yang mereka hadapi, mulai dari cara mengutip pustaka dengan benar, menentukan judul yang relevan, hingga memilih metode penelitian yang sesuai dengan topik yang mereka angkat.
Salah satu peserta dari Program Studi Pendidikan Agama Islam menyampaikan bahwa seminar ini memberinya pencerahan tentang hal-hal teknis yang sebelumnya dianggap rumit.
“Biasanya saya bingung mulai dari mana kalau mau bikin makalah, apalagi skripsi. Tapi setelah ikut seminar ini, saya jadi punya gambaran jelas tahap-tahapnya,” tuturnya.
Presiden Mahasiswa juga menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar agenda seremonial, tetapi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas akademik mahasiswa.
Ia mengajak seluruh elemen mahasiswa untuk lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan edukatif yang dapat mengasah kemampuan berpikir kritis dan ilmiah.
“Harapan kami, seminar ini menjadi awal dari gerakan literasi ilmiah yang lebih luas di kampus. DEMA akan terus hadir sebagai fasilitator bagi mahasiswa yang ingin belajar dan berkembang,” pungkas Kemal.
Acara ditutup dengan pemberian sertifikat kepada narasumber dan moderator, serta dokumentasi bersama seluruh peserta sebagai bentuk apresiasi dan kenang-kenangan. Banyak peserta berharap agar kegiatan serupa bisa diadakan secara berkala, bahkan ditingkatkan menjadi workshop atau pelatihan intensif penulisan ilmiah.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, DEMA STAI KH. Abdul Kabier kembali menegaskan perannya sebagai motor penggerak kemajuan intelektual mahasiswa dan pencipta ruang-ruang akademik yang produktif dan bermakna.