NUSAKATA.COM – Syekh Mas Saja Wiralaksana dari Ciandur dikenal oleh sebagian masyarakat Pandeglang sebagai seorang prajurit setia Sultan Hasanudin dari Banten.
Suatu hari, Sultan Hasanudin berencana mengunjungi Gunung Santri untuk bertapa sekaligus bersilaturahmi dengan Syekh Muhammad Sholeh bin Abdurrahman.
Saat kembali dari Gunung Santri menuju istana melalui jalur timur, Sultan Hasanudin melewati Kampung Ciandur.
Di sana, ia diganggu oleh dua jin jahat (dalam bahasa Sunda disebut jurig), yang menurut beberapa cerita dikenal sebagai Ki Santang dan Nyi Santang.
Namun, ada juga yang meyakini bahwa jurig tersebut adalah seorang kakek tua yang suka membuat golok, tetapi sering meresahkan warga sekitar.
Keonaran yang disebabkan oleh jurig ini akhirnya terdengar oleh Sultan Hasanudin. Demi menjaga ketenteraman rakyat di Pandeglang, beliau meminta Syekh Mas Saja Wiralaksana untuk mengalahkan dan menumpas makhluk tersebut.
Singkat cerita, jurig yang mengganggu Ciandur berhasil dikalahkan dan kemudian dikurung di sebuah pohon besar di sebelah utara Desa Ciandur, yang dikenal dengan nama “Binong”.
Untuk mencegah munculnya kembali gangguan dari jurig yang telah dikalahkan, Syekh Mas Saja Wiralaksana akhirnya memilih menetap di Desa Ciandur hingga akhir hayatnya. Makamnya kini berada di Desa Ciandur, Kecamatan Saketi, Pandeglang.
Hingga saat ini, makam tersebut sering diziarahi oleh masyarakat, baik untuk mencari berkah maupun untuk memperoleh ilmu kanuragan yang diyakini dimiliki oleh Syekh Kibuyut Mas Saja Wiralaksana Ciandur.