Nusanesw.co – Pengaturan Pasukan Makkah Orang-orang musyrik mengatur pasukannya hanya berdasarkan aturan barisan-barisan. Komandan pasukan tertinggi ada di tangan Abu Sufyan bin Harb yang mengambil posisi di tengah-tengah pasukan, Kavaleri Quraisy di sayap lainnya dipimpin Ikrimah bin Abu Jahl.
Sedangkan pejalan kakinya dipimpin Shafwan bin Umayyah, para pemanah dipimpin Abdullah bin Rabi’ah.
Bendera perang diserahkah kepada beberapa orang dari Bani Abdid-Dar. Ini memang merupakan kedudukan mereka semenjak Bani Abdi Manaf membagi-bagi beberapa kedudukan di Makkah, yang diwarisi dari Qushay bin Kilab, seperti yang sudah kita bahas di bagian awal buku ini. Jadi tak seorang pun boleh menentangnya, karena terikat oleh tradisi yang sudah berlaku.
Hanya saja komandan pasukan tertinggi, Abu Sufyan banyak bercerita kepada mereka tentang apa yang menimpa pasukan Quraisy pada saat Perang Badr, yaitu saat pembawa bendera mereka, An-Nadhr bin Al-Harits tertawan.
Dia berkata kepada mereka, “Wahai Bani Abdid-Dar, kalian telah dipercaya membawa bendera kami saat Perang Badr, dan akhirnya kita mengalami sial seperti yang sudah kalian ketahui. Sesungguhnya pasukan itu diukur dari benderanya. Jika bendera itu musnah, maka musnahlah mereka. Jadi lebih baik kalian melindungi bendera kita ataukah lebih baik kalian melepaskan urusan kita dengan Muhammad, dan cukuplah kami sebagai wakil kalian.”
Abu Sufyan berhasil dengan pancingannya. Mereka sangat marah mendengar ucapan Abu Sufyan ini, meradang di hadapannya dan bersumpah kepadanya dengan berkata, “Kami menyerahkan bendera kami kepadamu ? Besok engkau akan tahu apa yang akan kami perbuat saat pertempuran.” Mereka pun langsung melompat ke kancah tatkala pertempuran sudah dimulai.
Sumber : Sirah Nabawiyah ditulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al -Mubarakfuri Penerjemah Kathur Suhardi