NUSAKATA.COM – Komitmen Ketua Umum Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR), H. Endang Sudrajat dalam meningkatkan kapasitas para relawan tak pernah surut. Melalui berbagai inisiatif strategis, ia terus mendorong anggota UAR untuk aktif belajar, berlatih, dan membangun jejaring, baik secara mandiri maupun kolaboratif dengan lembaga SAR lain di Indonesia bahkan mancanegara.
Langkah konkret pun telah dilakukan. Sepanjang Januari hingga Mei 2025, UAR tercatat aktif dalam sejumlah agenda pengembangan kapasitas. Salah satunya adalah pembahasan buku tentang model penanggulangan bencana ala Jepang bersama pengurus pusat dan Jakarta Rescue.
Tak hanya itu, pada Januari lalu, UAR menggelar diskusi daring lintas negara bertajuk “Bencana Kebakaran Hutan Los Angeles dalam Perspektif Islam dan Kebencanaan.”
Acara ini menghadirkan Imaam Yakhsyallah Mansur dan Presiden Pompiers Del’urgence Internationale (PUI) Perancis, Mr. Phillippe Besson, serta diikuti anggota UAR dari seluruh Korwil se-Indonesia.
Di tingkat internasional, Ketum UAR beserta jajaran hadir dalam International Forum on Fire and Disaster Management yang dihelat Basarnas pada 12–13 Februari di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta bersama para Potensi SAR lain. Forum yang disponsori Tim SAR Jepang ini memperluas wawasan relawan UAR terhadap standar global penanggulangan bencana.
Komitmen pelatihan juga menyasar generasi muda. Pada 15–16 Maret lalu, UAR Korda Purwasuka mengadakan Pesantren Kilat Pemuda di Masjid Taqwa Pawarengan Sukamulya, Desa Cikampek Barat, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang. Selain mengusung nilai-nilai keislaman, kegiatan ini membekali para peserta dengan materi dasar kebencanaan, sebagai bekal awal menjadi kader relawan UAR masa depan.
Momentum silaturahmi pun dimanfaatkan sebagai ajang penguatan kapasitas. Saat Halalbihalal dan Temu Potensi SAR yang digelar Basarnas, 24 April lalu, Endang Sudrajat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi panel bersama perwakilan Basarnas dan Baznas.
Ia menegaskan pentingnya sinergi lembaga dalam menghadapi bencana multidimensi yang makin kompleks dan perlunya pembentukan Tim SAR Muslimat.
Dorongan pelatihan teknis juga terlihat saat UAR Korwil Jawa Barat mengikuti Pelatihan Dasar Water and Sanitation Emergency Response Team (ERT) yang digelar Yayasan Wanadri dan PMI Jabar. Tiga personel UAR: Alfin Hidayatullah, Faiz Maulana, dan Indra Nugraha mengikuti pelatihan intensif pada 1– 6 Mei 2025 di Bandung Barat dan Jatinangor. Ketua Umum UAR mendokan untuk kelancaran pelatihan dan berharap ilmu yang didapat bisa menambah kapasitas mereka serta bermanfaat bagi rekan-rekan lainnya.
Tak berhenti di situ, Endang Sudrajat juga menugaskan tim USAR-UAR untuk mengikuti “High Angle Rescue Technique” di Kantor SAR Banten, 9–11 Mei 2025. Pelatihan ini penting untuk memperkuat kemampuan teknis penyelamatan di medan ekstrem (ketinggian dan kemiringan yang penuh risiko). Puluhan peserta telah terdaftar mengikuti pelatihan.
“Sebetulnya setiap unsur UAR, baik di daerah maupun wilayah, sudah punya SOP dan peran masing-masing. Kita terbiasa bergerak otomatis. Tapi sebagai pemimpin, saya harus tetap mengingatkan dan membuka jalan,” kata Endang Sudrajat dalam Rapat Kerja UAR beberapa waktu lalu.
Dengan semangat perjuangan yang terus bergelora, UAR bukan hanya hadir sebagai tim penolong saat bencana terjadi, tetapi juga sebagai pelopor kesiapsiagaan dan edukasi kemanusiaan di tengah masyarakat. Tim UAR otomatis bergerak dalam meningkatkan kapasitas diri, menolong sesama dan selalu siap siaga. (Al Mujahid)
