NUSAKATA.COM – Malam Nisfu Syaban yang jatuh pada petang ini hingga esok hari menjadi momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia.
Malam ini dipercaya sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Banyak umat Islam memanfaatkan malam Nisfu Syaban dengan memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur’an, berzikir, serta memanjatkan doa agar diberikan keberkahan dan ampunan.
Sebagai salah satu malam yang penuh keutamaan, Nisfu Syaban juga menjadi kesempatan untuk melakukan introspeksi diri sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
Menurut Aceng Murtado, seorang pendidik asal Lebak Banten, malam Nisfu Syaban seharusnya menjadi pengingat bagi setiap muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Kita sebagai manusia biasa tentu tidak luput dari dosa. Malam Nisfu Syaban adalah momen berharga untuk introspeksi diri dan memohon ampunan kepada Allah SWT,” Ujarnya.
“Semoga di malam yang penuh rahmat ini, kita diberi kesempatan untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya, diampuni segala dosa, dan dipertemukan dengan bulan suci Ramadan dalam keadaan yang lebih baik,” Tambahnya, Aceng Murtado.
Lebih lanjut, Aceng Murtado menambahkan bahwa, karena malam Nisfu Syaban kali ini jatuh pada 14 Februari 2025, yang berarti malam Nisfu Sya’ban akan dimulai pada Kamis malam Jumat, 13 Februari 2025
“Malam Nisfu Syaban yang bertepatan dengan 14 Februari 2025, maka malam Jumat (Ba’da Maghrib) ini bisa kita manfaatkan dengan membaca Yasin bersama, berdoa bersama, bertahmid, beristigfar, dan berdzikir mengingat Allah SWT,” imbuhnya.
Adapun untuk doa Nisfu Sya’ban versi berjamaah yang dikutip dari sumber nu.or.id yang berbunyi sebagai berikut:
اللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا االطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنَا عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ أَشْقِيَاءَ أَوْ مَحْرُوْمِيْنَ أَوْ مُقَتَّرِيْنَ عَلَيْنَا فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتَنَا وَحِرْمَانَنَا وَاقْتِتَارَ رِزْقِنَا، وَاكْتُبْنَا عِنْدَكَ سُعَدَاءَ مَرْزُوْقِيْنَ مُوَفَّقِيْنَ لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ: “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَععَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
Artinya: Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemilik kekayaan dan pemberi nikmat.
Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Engkau mencatat kami di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezeki kami.
Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Allah bershalawat dan bersalam atas Sayyidina Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.**