NUSAKATA.COM – Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengecam keras aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh sejumlah oknum polisi terhadap kader HMI di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
PB HMI mendesak Kapolda Sulbar untuk segera memecat anggota Polri yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
“Oknum-oknum Polri ini tidak bisa dibiarkan berperilaku merusak begini, ini sangat zalim. Pelaku tindak pidana, tidak layak untuk dipertahankan, harus dipecat,” kata Ketua PB HMI Bidang Hukum Rifyan Ridwan Saleh dalam keterangannya, Sabtu (4/1/2025).
Rifyan menambahkan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap kader HMI telah menyebabkan keresahan di masyarakat. Selain itu, aksi tersebut juga semakin merusak reputasi Polri.
“Selain membuat keresahan masyarakat di Sulbar, perilaku ini juga semakin merusak citra Polri di tengah-tengah masyarakat,” Jelasnya.
Ia menegaskan bahwa PB HMI akan mengawal kasus ini hingga tuntas. Rifyan juga menyatakan bahwa jika pelaku tidak mendapat sanksi tegas, maka HMI se-Indonesia akan melakukan aksi demonstrasi secara serentak.
“Saya pastikan PB HMI akan kawal perkara ini hingga para oknum ditindak tegas secara pidana dan dipecat. Jika tidak maka HMI se-Indonesia akan turun lagi ke jalanan secara serentak,” imbuhnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa tujuh oknum anggota Polda Sulbar dikenakan sanksi penempatan khusus (patsus) setelah mengeroyok sejumlah kader HMI di Mamuju. Salah satu kader HMI, Ramli, mengalami patah tulang hidung akibat dikeroyok.
Peristiwa pengeroyokan itu terjadi di asrama putri Ikatan Pelajar Mahasiswa Mamuju Tengah (IPM-Mateng) di Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju, pada Rabu (1/1) malam. Kejadian bermula ketika seorang anggota polisi datang ke asrama putri untuk mengunjungi pacarnya dan ditegur oleh mahasiswa.
“Ini kan awal dari ini ada oknum polisi yang kurang beretika yang datang ke asrama putri IPM Mateng, sudah sekian kali ditegur, termasuk juga bapak yang punya kontrakan itu sudah menegur, akan tetapi tidak pernah mendengar,” ujar Ketua HMI Cabang Manakarra Anshar kepada wartawan, Kamis (2/1).
Peristiwa pengeroyokan itu terjadi di asrama putri Ikatan Pelajar Mahasiswa Mamuju Tengah (IPM-Mateng) di Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju pada Rabu (1/1) malam. Kejadian berawal saat ada anggota polisi datang ke asrama putri IPM-Mateng untuk mengunjungi pacarnya dan ditegur mahasiswa.
“Ada 7 orang yang sekarang sedang dipatsus. Sama-sama muda, sama-sama lajang, apel, kalau apel sudah kemalaman menyangkut etiknya sudah salah, kesopanannya kita sebagai adat orang timur juga kurang. Sehingga ada suatu pemuda yang mengingatkan, dan terjadilah suatu keributan,” kata Slamet.