NUSAKATA.COM – Tokoh masyarakat Banten, KH. Embay Mulya Syarief, menyampaikan pandangannya terkait pelaksanaan tradisi Seba Baduy tahun ini.
Ia menilai bahwa Seba Baduy bukan hanya bentuk penghormatan masyarakat adat kepada pemerintah, tetapi juga simbol kuat hubungan harmonis antara budaya lokal dan pemerintahan modern.
“Seba Baduy adalah cerminan kebijaksanaan leluhur yang patut kita hargai. Ini bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi bentuk nyata dari kesetiaan dan kearifan lokal yang sudah berlangsung turun-temurun,” ujarnya.
Seba Baduy merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat adat Baduy, baik dari Baduy Dalam maupun Baduy Luar.
Dalam tradisi ini, mereka berjalan kaki puluhan kilometer dari pedalaman Kabupaten Lebak menuju pusat pemerintahan di Kota Serang untuk menyerahkan hasil bumi sebagai simbol penghormatan dan penyampaian aspirasi kepada pemerintah.
Tradisi ini merupakan bentuk ketaatan masyarakat Baduy kepada pamaréntah (pemerintah) sekaligus menandai ikatan antara rakyat dan penguasa yang sarat nilai budaya dan spiritual.
Kyai Embay juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menjaga dan memfasilitasi keberlangsungan tradisi ini.
“Pemerintah harus hadir sebagai mitra budaya, bukan sekadar penyelenggara acara. Tradisi seperti Seba Baduy harus dijaga dengan hati, bukan hanya dipajang sebagai tontonan wisata,” tegasnya.
Ia pun mengajak generasi muda Banten untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya daerahnya.
“Anak muda sekarang harus tahu bahwa identitas kita terletak pada nilai-nilai budaya seperti ini. Jangan sampai kita kehilangan jati diri karena lalai menjaga warisan leluhur,” tutupnya.***