NUSAKATA.COM, — Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Pandeglang kembali menggelar aksi demonstrasi jilid III pada Jumat (29/8/2025).
Aksi ini digelar untuk menolak kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang yang menerima pengiriman sampah dari Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Demonstrasi berlangsung di tiga titik lokasi, yakni Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang, Tugu Jam Pandeglang, dan Pendopo Kabupaten Pandeglang. Massa aksi terdiri dari sejumlah BEM berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam Forum BEM Pandeglang.
Koordinator Forum BEM Pandeglang, Rapiudin, menyebut bahwa kebijakan menerima sampah dari Tangsel merupakan keputusan yang merugikan masyarakat. Menurutnya, Pandeglang tidak seharusnya dijadikan tempat pembuangan sampah.
“Pandeglang bukan tempat pembuangan sampah. Kami mendesak agar pengiriman ini dibatalkan dan tidak ada lagi sampah dari Tangsel masuk ke Pandeglang,” tegas Rapiudin.
Ia menambahkan bahwa aksi ini murni dilakukan mahasiswa sebagai bentuk kekecewaan terhadap Bupati Pandeglang yang dianggap tidak berpihak pada kepentingan rakyat.
“Kami kecewa dengan kebijakan bupati. Ini aksi murni mahasiswa untuk menolak pengiriman sampah. Kami ingin kebijakan ini segera dibatalkan,” ujarnya.
Selain menyoroti masalah sampah, Forum BEM Pandeglang juga menyinggung peristiwa kematian almarhum Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas dilindas mobil Brimob saat aksi di Jakarta pada 28 Agustus 2025. Rapiudin menyebut, insiden itu menjadi simbol represifnya aparat kepolisian.
“Kami kecewa dengan Polri. Harus ada evaluasi besar-besaran dari Kapolri agar tindakan represif seperti ini tidak terulang lagi,” katanya.
Dalam aksinya, massa juga sempat memasuki Kantor Sekda Kabupaten Pandeglang. Di dalam gedung, mereka menyanyikan lagu perjuangan Mars Mahasiswa dan membacakan press release yang menegaskan penolakan terhadap pengiriman sampah dari Tangsel ke Pandeglang.
Rapiudin juga menyoroti sikap Pemkab Pandeglang yang dinilai abai terhadap aspirasi mahasiswa. Menurutnya, dalam setiap aksi yang digelar, Bupati Pandeglang tidak pernah hadir menemui massa.
“Setiap aksi, tidak ada satu pun pejabat, termasuk bupati, yang turun menemui kami. Ini bentuk kekecewaan yang mendalam,” ujar Rapiudin.
Aksi demonstrasi jilid III ini dimulai pukul 14.00 WIB hingga malam hari. Massa menegaskan akan terus melanjutkan perlawanan sampai kebijakan pengiriman sampah dari Tangsel ke Pandeglang benar-benar dibatalkan.