NUSAKATA.COM – Jabatan Ketua Karang Taruna Kabupaten Pandeglang saat ini dipegang oleh Wakil Bupati Iing Andri Supriadi. Keputusan ini memicu beragam reaksi dari masyarakat. Sebagian memandangnya sebagai bentuk pengabdian ganda untuk membangun generasi muda, sementara yang lain khawatir akan potensi konflik kepentingan antara posisi politik dan kepemimpinan organisasi sosial.
Pendukung Iing menilai kehadirannya membawa angin segar. Dengan pengalaman birokrasi dan akses kebijakan yang luas, ia diyakini bisa memperkuat sinergi antara pemerintah dan organisasi pemuda, khususnya dalam program pemberdayaan ekonomi, penanggulangan pengangguran, dan kegiatan sosial di tingkat desa hingga kabupaten.
“Ini peluang agar aspirasi pemuda tersampaikan langsung ke pemerintah tanpa hambatan,” kata seorang tokoh pemuda Pandeglang.
Namun, tak sedikit yang mengkritisi rangkap jabatan tersebut. Mereka menilai posisi strategis Karang Taruna sebaiknya tidak dipegang oleh pejabat aktif karena dikhawatirkan mengurangi independensi organisasi dan menghambat regenerasi kepemimpinan muda. Kekhawatiran lainnya adalah kemungkinan penyalahgunaan Karang Taruna sebagai alat politik.
Sejumlah pengamat berpendapat bahwa organisasi kepemudaan semestinya dipimpin oleh figur yang fokus pada isu sosial, tanpa beban politik dan birokrasi.
“Karang Taruna harus tetap independen dan tidak menjadi kepanjangan kekuasaan,” ujar salah satu pemerhati organisasi sosial Pandeglang.
Sementara itu, Panji Nugraha, aktivis muda di Pandeglang, menilai posisi ganda ini tidak sepenuhnya negatif jika dijalankan secara profesional dan etis. Menurutnya, potensi besar Iing bisa menjadi kekuatan bagi Karang Taruna, selama tetap menjunjung transparansi, membuka ruang kaderisasi, dan menjaga semangat kritis organisasi.
“Yang penting adalah menjaga agar Karang Taruna tidak kehilangan jati diri dan tetap berpihak pada masyarakat, bukan kepentingan politik,” kata Panji. Kepada Nusakata.com, Rabu, (22/10/2025).
Tantangan terbesar bagi Iing kini adalah menyeimbangkan perannya sebagai pejabat publik dan pemimpin organisasi sosial. Jika dikelola dengan bijak, dual peran ini bisa menjadi peluang besar, bukan sumber konflik.
Publik kini menunggu bukti bahwa kehadiran Iing di Karang Taruna bukan sekadar formalitas, melainkan membawa perubahan nyata bagi pemuda Pandeglang dalam peran sosial dan pembangunan daerah.