Hidup ini harus dinikmati dengan kepasrahan.
Jika usaha sudah dilakukan, urusan keberhasilan jangan ditetapkan. Kita minta Allah untuk intervensi sesuai kebutuhan. Manusia jangan hidup berdasarkan keinginan, karena raga dan jiwa telah disempurnakan. Keinginan itu belum tentu kebutuhan. Sementara kebutuhan yang sebenarnya, jarang manusia yang menyadarinya.
Jika demikian yang terjadi, manusia akan hidup dalam tekanan. Padahal, perintah Allah adalah mencari ketenangan dalam kedamaian. Jika hidup tertekan, apakah mungkin terlahir senyuman? Jangan-jangan, siksaan itu sudah dirasakan saat sekarang. Siapa saja yang menyalahi kodrat, bersiap-siap nanti digugat. Wahai para penjabat, seberapa teguh melaksanakan amanat?
Wallahu a’lam.
Oleh : Dr Agus Nurcholis (Dosen UNMA Banten).