Menu

Mode Gelap
 

Dua Orang Rakyat Jalan-Jalan

- Nusakata

2 Oct 2023 10:13 WIB


					Dua Orang Rakyat Jalan-Jalan Perbesar

Allah sengaja membuat perbedaan. Ada tinggi bersama pendek. Ada miskin bersama kaya. Ada bodoh bersama pintar. Kalau ditetapkan seragam, hidup di dunia akan mengalami kejenuhan. Dalam aneka warna kehidupan, ada manusia yang blend menjadi hitam. Ada juga manusia yang berhasil menyingkirkan ke-Akuan. Putih bersihlah mereka sebagaimana suci saat kelahiran. Warna-warna kehidupan itu bisa diperhatikan dalam kisah berikut ini.

Di keluarga pertama, saya bertemu dengan seorang ‘penjaga’ keluarga. Tanpa mereka, dunia ini tidak akan berkembang. Penulis bertanya, “Bu maaf, barangkali tahu rumahnya si X? Oh, tuh masuk ke gang. Saya ibunya.” Penulis pun disambut dengan hangat. Ada kepala keluarga yang antusias menemani dan bercerita tentang pengalamannya di dunia pendidikan. Pantaslah, semua anak-anaknya berhasil menjadi scholar.

Salah satu dari penerus keluarga itulah yang akan menemani jalan-jalan ini. Ia baru saja membangun keluarga. Ia telah menempuh pendidikan Magister. Ia adalah seorang dosen kependidikan di kabupaten tetangga. Ia sangat menghormati orang tuanya. Ia cinta sekali dengan titipan lahan pertanian yang dimiliki keluarganya. Ia tetap istiqomah untuk antusias dan responsive dalam segala aktivitasnya.

Sebagai informasi, perjalanan ini tentang hunting KIP Kuliah. Sebuah program yang diluncurkan oleh Negara untuk mewadahi potensi generasi bangsa. Barangkali diantara se-Indonesia ada yang potensial untuk lanjut studi, tapi mereka terbatas oleh materi. Kami berdua berangkat dengan semangat untuk masa depan.

Sebagaimana dahulu penulis pernah dikecewakan oleh guru-guru yang tidak layak digugu dan tidak layak ditiru.
Setelah dirasa cukup silaturahmi di keluarga pertama, kami dilepas ayahnya, kami akan menemui keluarga kedua. Ternyata, seorang anak dari keluarga kedua ini pernah menjadi siswa didiknya. Jaraknya tidak jauh. Sudah lama menjadi tetangga. Semangat belajarnya sangat tinggi. Oleh karena itu sayang sekali kalau terhenti gara-gara keterbatasan materi. Oleh karena itu, siapa yang memperjualbelikan ilmu, mereka terlaknat sampai mati.

Di keluarga kedua, kami disambut oleh kepala keluarga. Kami bertemu dengan anak cerdas tanpa ibu. Semangatnya masih membara, terutama untuk melanjutkan studinya ke level sarjana. Sekarang, ia hidup dengan ibu kedua. Tentu tidak sedekat dengan yang mengandungnya. Tapi ibunya yang sekarang memberi dukungan, meskipun anak itu “bawaan” dari suaminya, dan bukan anak kandungnya.

Baca Lainnya

Demo di Bea Cukai, Mahasiswa Madura Soroti Dugaan Bisnis Rokok Ilegal Dilindungi Oknum

10 July 2025 - 17:35 WIB

Ketua PSPPG Desak BGN Verifikasi Mitra Dapur Mandiri Suksesi Program Unggulan Prabowo

10 July 2025 - 10:07 WIB

Adanya Dugaan Korupsi Jerat Sekda Banten Terpilih, Mahasiswa Banten Kepung Kejagung RI

8 July 2025 - 10:36 WIB

Mahasiswa KKN UGM Terlibat Kecelakaan Long Boat di Maluku Tenggara, Satu Orang Dilaporkan Meninggal

1 July 2025 - 22:34 WIB

Presiden LIRA Andi Syafrani Soroti Satgas Ormas Bermasalah

28 June 2025 - 17:54 WIB

Menteri Komunikasi Dan Informasi Digital Republik Indonesia, Blank Spot Dan Sinyal Lemah            

26 June 2025 - 14:57 WIB

Trending di Nasional