Saat perjalanan, kami ditemui oleh Dluhur. Of course, ada tambahan waktu lohor kurang lebih 25 menit. Waktu ini harus ditambah lagi dengan sight-seeing karena best view di perbukitan. Betapa serasinya pemandangan. Lukisan Allah untuk kecerdasan makhluk dunia. Diantara pesawahan, Allah membuat kelokan sungai sebagai pemanis pandangan. Tentu, jangan ditanya tentang manfaat dan kegunaan. Itu sudah bukan perdebatan.
Oh my God, betapa Allah sangat begitu baik kepada manusia. Alam terhampar sangat indah, gemah ripah loh jinawi. Tongkat dan batu jadi tanaman. Selain sebagai hiasan, alam ini sebagai jaminan Allah dalam rejeki seluruh makhluk-Nya. Di alam, manusia harus belajar tentang harmoni dan rantai kehidupan. Jika terus menetap di kota, tentu sulit menemukan kedamaian bersama alam. Allah pun geleng-geleng melihat pilihan aneh manusia.
Jiput adalah satu kecamatan diantara 35 kecamatan di Kabupaten Pandeglang dengan luas 53,04 km2. Jika dibandingkan dengan luas Pandeglang 2.747 km2, maka Jiput adalah 1,93%-nya Pandeglang. Melihat hamparan yang dihadirkan, kemudian dibandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2019 sebesar Rp215,3 miliar, maka “sia-sia”lah manusia diberikan potensi dan kecerdasan untuk serasi bersama memakmurkan alam.
Tapi tidak apa. Allah tidak menciptakan semesta dan seluruh isinya secara sia-sia. Allah selalu menyediakan jaminan kebutuhan manusia, apapun cara manusia ingin menjangkaunya. Sebagaimana lingkaran, maka ada 360 cara bagaimana manusia bisa survive. Dari angka 360 itu, ada manusia yang kerasan di level 39, ada juga manusia yang senantiasa berusaha untuk mendekati puncak kesempurnaan.