NUSAKATA.COM – Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Samawa (UNSA), Dr. Ieke Wulan Ayu, STP., M.Si, menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) selama menjalani Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di berbagai desa di Sumbawa.(15/7/2025)
Dalam sesi pembekalan KKL Angkatan XXVII tahun 2025, Dr. Ieke memaparkan bahwa pembangunan berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu:
Dimensi Ekonomi, yang menekankan penciptaan kemakmuran yang inklusif dan berkelanjutan.
Dimensi Sosial, yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup, keadilan sosial, serta pemberdayaan masyarakat.
Dimensi Lingkungan, yang fokus pada pelestarian ekosistem sebagai fondasi pembangunan jangka panjang.
Ketimpangan Akses dan Tantangan Pembangunan di Daerah
Dr. Ieke mengungkapkan sejumlah permasalahan nyata yang masih dihadapi masyarakat desa di Tana Samawa, di antaranya:
Ketimpangan Akses Pendidikan dan Kesehatan
Banyak anak-anak di desa terpencil harus berjalan jauh untuk bersekolah karena keterbatasan fasilitas pendidikan menengah. Minimnya guru tetap serta fasilitas seperti internet dan perpustakaan turut menurunkan kualitas pembelajaran. Di sektor kesehatan, masyarakat masih banyak yang mengandalkan pengobatan tradisional tanpa diagnosis medis, dan baru mendatangi fasilitas kesehatan saat kondisi sudah parah. Kurangnya edukasi gizi juga menyebabkan tingginya angka stunting dan anemia, terutama pada ibu hamil dan anak-anak.
Ketahanan Pangan
Petani di lahan kering sering mengalami gagal panen akibat kekeringan dan sistem irigasi yang belum optimal. Ketergantungan pada satu jenis komoditas juga membuat mereka rentan terhadap fluktuasi harga pasar.
Degradasi Lingkungan
Aktivitas penebangan pohon tanpa reboisasi di kawasan hutan adat maupun lindung mengakibatkan banjir bandang dan kekeringan. Penggunaan pestisida yang berlebihan pun merusak ekosistem tanah serta mencemari sumber air.
Kemiskinan Struktural
Banyak keluarga masih hidup di bawah garis kemiskinan, bergantung pada pekerjaan musiman seperti buruh tani atau nelayan. Minimnya akses modal usaha dan pelatihan keterampilan membuat mereka sulit keluar dari lingkaran kemiskinan.
Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, Dr. Ieke berharap mahasiswa KKL dapat menjadi agen perubahan yang mendorong kemajuan desa secara berkelanjutan. Mahasiswa diajak untuk melakukan edukasi tentang:
Kesehatan dan sanitasi lingkungan
Pendidikan dan literasi dasar
Pertanian ramah lingkungan
Penggunaan teknologi tepat guna
Kontribusi ini sejalan dengan beberapa poin penting dalam SDGs, seperti:
SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera
SDG 4: Pendidikan Berkualitas
SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi
Pelestarian lingkungan hidup dan mata air
“Kami berharap mahasiswa UNSA mampu menyatu dengan masyarakat, memahami persoalan di akar rumput, dan menjadi bagian dari solusi,” tutup Dr. Leke dalam pemaparannya.