NUSAKATA.COM – Akademisi Hubungan Internasional dari SKSG UII, Muhamad Syaroni Rofi’i, menilai bahwa dukungan Amerika Serikat terhadap Israel sulit untuk dihentikan.
Hal ini terlihat dari kebijakan kontroversial Presiden AS saat itu, Donald Trump, yang melarang Harvard menerima dan mempertimbangkan deportasi mahasiswa asing.
Menurut Syaroni, keberadaan lobi Israel yang kuat di dalam negeri AS tetap berpengaruh, sehingga normalisasi hubungan di Timur Tengah kemungkinan besar membawa keuntungan bagi Israel. Ia juga mencatat bahwa Trump menyasar kampus-kampus pro-Palestina dan menuduh mereka antisemitisme, dengan membekukan program serta hibah akademik.
Selain itu, Syaroni menyoroti hubungan keluarga Trump dengan kalangan Yahudi, terutama melalui menantunya Jared Kushner yang memiliki peran penting dalam kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah.
Profesor Robert Kelchen dari University of Tennessee menilai kebijakan pelarangan mahasiswa asing sebagai pukulan besar bagi Harvard dan peringatan bagi universitas lainnya.
Penasihat Keamanan Dalam Negeri Trump, Kristi Noem, juga menyatakan bahwa pemerintah mempertimbangkan langkah serupa terhadap kampus lain seperti Columbia University.
Data pada 2023 menunjukkan bahwa mahasiswa internasional di Harvard mencapai 27% dari total mahasiswa, sementara di Columbia jumlahnya bahkan 39%. Beberapa kampus lain di AS juga memiliki proporsi tinggi mahasiswa asing, menunjukkan dampak luas dari kebijakan ini. ***