Nusanews.co – Nasab adalah sebuah kaitan dari keluarga yang tergolong dari ketersambungan.
Selain daripada keturunan rentetan yang di nisbatkan, sehingga menjadi ketetapan sambungan kekeluargaan antara darah dari anak ke ayah ke kakeks sampai ketersambungan ke tingkatan paling atas.
Para leluhur terdahulu sering banyak sekali dijadikan sebagai ilmu pengetahuan dalam sejarah atau untuk menjadi diceritakan kepada para anak cucu dan cicitnya.
Sehingga nasab selalu dijaga oleh para keturunan untuk menjadi sebagai rujukan ketersambungan, bahkan juga sebagai ilmu-ilmu yang di turunkan oleh para leluhur yang dimilikinya, baika secara ilmu agama atau pengetahuan lainnya.
Menurut salah satu ulama, ciri-ciri penyimpangan dari soal nasab yaitu diantaranya :
1). Suka menumpuk-numpuk Harta dengan cara bathil, dawir, menipu.
2). Mereka berwatak kasar, rendah sekali tabiatnya tetapi mereka berpura-pura berperilaku baik dan berpura-pura berakhlaq terpuji.
3). Pandai menyembunyikan keburukan agama yang ada pada diri mereka.
4). Senang Menafikan Nasab-nasab yang asli atau Shohih.
5). Suka Menshohihkan Nasab² yang Palsu.
6). Mereka saling menguatkan Kebohongan diantara mereka.
7). Mereka menggunakan banyak gelar dan Tidak suka jika ada yang mengaku sebagai Dzurriyah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam selain kelompok mereka.
8). Mereka membuat Paspor Nasab mereka sendiri sebagai penguat mereka bahwa mereka adalah benar-benar keturunan Nabi.
Sumber : Kajian & Sejarah Islam
(Dikutip dari Kitab Rasail Fil Anshab, hal.179 oleh : Syekh Sayyid Husen Bin Haidar Al-Hasyimi)





