NUSAKATA.COM – Harga minyak mentah mengalami sedikit kenaikan seiring para pelaku pasar menanti hasil negosiasi antara Amerika Serikat dan China yang berpotensi meredakan ketegangan dagang dan mendorong permintaan minyak global.
Kontrak berjangka minyak mentah Brent meningkat tipis sebesar 12 sen menjadi US$ 67,16 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari AS naik 13 sen ke level US$ 65,42 per barel, setelah sebelumnya menyentuh titik tertinggi sejak 4 April pada awal sesi perdagangan.
Menurut laporan Reuters pada Selasa (10/6/2025), Brent sempat mencapai US$ 67,19, yang merupakan level tertinggi sejak 28 April, didorong oleh harapan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China.
Negosiasi dagang antara kedua negara dilanjutkan ke hari kedua di London. Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa pembicaraan berlangsung positif dan ia telah menerima laporan yang menggembirakan dari delegasinya di London.
Sementara itu, dari pihak lain, Iran menyatakan segera akan mengajukan proposal balasan terkait kesepakatan nuklir sebagai respons terhadap tawaran dari AS. Namun, Trump menekankan bahwa masih ada perbedaan pendapat besar, khususnya soal hak Iran untuk memperkaya uranium di Teheran.
Di sisi produksi, output minyak dari negara-negara OPEC diperkirakan mengalami kenaikan pada bulan Mei. Namun, lonjakan ini masih terbatas karena Irak mengurangi produksi demi mengimbangi kelebihan output sebelumnya. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga meningkatkan produksi, meski tidak mencapai target yang ditetapkan.
Sementara itu, kelompok OPEC+—yang mencakup negara-negara OPEC dan mitra seperti Rusia serta menyumbang sekitar setengah pasokan minyak global—tengah mempercepat langkah menuju penghentian kebijakan pemangkasan produksi. ***