Nusakata.com – Risalah dalam kajian salah satu Kitab Al Hikam menjelaskan, tentang manusia harus berhusnudzon kepada Allah SWT.
اِن لَمْ تُحْسِنْ ظَنـَّكَ بِهِ لاَجْلِ حُسنِ وَصْفِهِ فَحَسِّنْ ظَن ـَّكَ بهِ لِوُجوُدِ مُعَامَلتِهِ مَعَكَ فَهَلْ عَوَّدَكَ الاَّ حَسَناً اَسدىَ اِليكَ الاَّ مَنَناً
“Jika kamu tidak bisa berbaik sangka (husnud-dhon) terhadap Allah Ta’ala karena sifat-sifat Allah yang baik itu, berbaik sangkalah kepada Allah karena karunia-Nya kepadamu. Tidakkah selalu dia memberi nikmat dan karunia-Nya kamu?”
Syarah
Manusia dalam hal husnud-dhon kepada Allah itu ada dua golongan.
1. Golongan khos-shoh , yaitu orang yang berhusnud-dhon kepada Allah karena melihat sifat-sifat Allah yang bagus dan tinggi.
2. Ammah, yaitu orang yang berhusnud-dhon kepada Allah karena macam-macamnya nikmat Allah dan anugerah dari Allah yang tidak bisa disebutkan.
Apabila engkau tidak dapat berbaik sangka terhadap Allah, karena Allah itu bersifat: Rabbul Alamiin (Tuhan yang mencipta, melengkapi, memelihara dan menjamin seisi alam, Ar-Rahman, Ar-Rahim: Pemurah, Penyayang). Maka sudah selayaknya kamu harus berbaik sangka kepada Allah, karena tiada henti-hentinya nikmat dan karunia Allah atas dirimu dan anak keluargamu. Yakni sejak kamu berupa sperma hingga matimu. Dan sebaik-baik khusnud-dhon (baik sangka) terhadap Allah diwaktu menerima nikmat Allah yang berupa ujian (musibah), bagaikan ayah yang menyambut anak yang disayang, demi untuk kebaikan anak itu sendiri.
Allah berfirman : “Dan mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu.” (QS.al-Baqarah 216).
Maka mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, sedang Allah telah menjadikan-Nya kebaikan yang banyak. (QS.An-Nisaa 19).
Jabir radhiayallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang dapat melakukan khusnud-dhon (baik sangka) kepada Allah, sehingga ia tidak akan mati kecuali tetap dalam khusnud-dzon terhadap Allah, maka hendaklah ia melakukannya’.” Kemudian ia membaca ayat: “Dan itulah persangkaan kamu yang kamu sangkakan terhadap Tuhan kamu, yang telah menjerumuskan kamu, hingga membinasakan kamu.” (QS.Fussilat 23).
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya berbaik sangka kepada Allah itu, sebaik-baiknya melakukan ibadah kepada Allah.”
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bersumpah: “Demi Allah tidak ada orang yang berbaik sangka terhadap Allah, melainkan pasti Allah akan memberikan kepadanya apa yang ia sangka, karena kebaikan itu semua yang ada di tangan Allah, maka apabila Allah telah memberi khusnud-dhon, berarti Allah akan memberi apa yang disangkanya itu. Maka Allah yang memberinya khusnud-dhon [baik sangka] berarti akan melaksanakannya.”
Abu Said al-Khudry radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam menjenguk orang sakit, maka Rasulullah bertanya kepada orang yang sakit itu, ‘Bagaimanakah persangkaanmu terhadap Tuhanmu?’ Jawabnya, ‘Wahai Rasulullah, aku khusnud-dhon (baik sangka).
Maka bersabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sangkalah sesukamu kepada Allah, maka Allah selalu akan memberi apa yang disangkakan oleh orang mukmin.”
Sumber : Kajian dan Sejarah Islam