NUSAKATA.COM – Koprasi Desa Merah Putih yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto akan segera dijalankan di tiap-tiap Desa dan Kelurahan Seindonesia.
Program tersebut dicanangkan guna membantu perekonomian di perdesaan, salah satunya. Selain beberapa poin diatur melalui peraturan yang sudah dicanangkan melalui aturan dan ditopang melalui regulasi lain.
Merujuk hal itu, Salah satu Aktivis dari Kecamatan Cisata, Pandeglang, menyoal transparansi dalam perekrutan Koprasi Desa tersebut.
Indra menyayangkan, sampai saat ini belum ada informasi secara transparan mengenai perekrutan atas calon kepengurusan Koprasi Desa yang ada di Kecamatan Cisata. Ia berharap, bahwa Desa harus mengikuti regulasi yang sudah ditetapkan dalam perekrutan Kepengurusan Koprasi Desa.
“Sikap profesional harus dikedepankan dalam perekrutan Kopdes. Maka harus dibuka secara demokratis. Karena potensi kapasitas berada dalam tatanan Perekrutan secara demokrasi,” Ungkapnya.
Indra menambahkan, jika dalam perekrutan Koprasi Desa dilakukan secara terbuka, dan juknis perekrutannya diatur dan di sesuaikan dengan regulasi yang ada.
“Itu lebih elegan dalam membangun tatanan masyarakat yang adil, jauh dari kata Dinasti dan konspirasi,” Tambahnya.
Lebih lanjut Indra, lebih baik lakukan hal itu didepan publik daripada sembunyi-sembunyi tapi membuat masyarakat tak percaya pemerintahan Desa-desanya.
“Negara kita kan demokrasi. Jadi, apapun hal yang sifatnya membangun secara struktural, secara perekrutan kulturalpun harus kita bangun,” Imbuhnya.
Intinya, kata Indra, ia selaku masyarakat Kecamatan Cisata mendorong kepada DPMPD Pandeglang dan pihak kecamatan, untuk bersikap elegan dan independen, jangan ada main mata dan cawe-cawe, apalagi titipan struktural di Kopdes.
“Jangan ada dusta diantara kita, apalagi sikap Cawe-cawe dalam Kopdes ini. Kecamatan kita, yaitu Cisata harus kita dorong sampai keranah sikap demokratis, serta bisa merapatkan dengan Desa-desa yang ada di Cisata untuk melakukan secara terbuka dalam perekrutan Kopdes,” Tuturnya.
Terpisah, Camat Kecamatan Cisata, Asep Permana menanggapi atas kritikan dari Aktivis tersebut.
Saat ditanyai mengenai Desa dalam perekrutan Koprasi Desa yang rentan Dinasti, Ia menanggapi bahwa, Mengenai Desas Desus masyarakat Desanya tadi tidak perlu bilang desanya Desa manakan.
“Jadi kalau ada laporan mengenai Dinasti dalam Kopdes nanti, saya akan panggil nih desa mananya.
Jadi semuanya sifatnya ini rekomendasi, tetapi di musdesuskan. Jadi, bisa rekomendasi dari tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, tapi penyelesaiannya di musdesus,” Terangnya Asep Permana Camat Kecamatan Cisata. Selasa, (20/5/2025)
Ia menuturkan, Kalau konteks dinasti ia masih bingung, seperti apa Konteksnya.
“Kalau dinasti bisa saja seperti si om dengan saya dekat, bisa saja itu tanggapannya Dinasti,” Jawabnya Saat diwawancara Jurnalis nusakata.com di PGRI.
Katanya, Selama itu tidak melanggar larangan, iyakan, saya persahabatan dengan si om, si om jadi nih terpilih.
“Misal saya kepala desa nih, karena saya dekat dengan si om, akhirnya si om jadi pengurus, kan bisa dikatakan dinasti bisa dikatakan tidak, selama itu tidak melanggar larangan,” Jelasnya.
Disinggung soal larangannya apa saja mengenai perekrutan kopdes kepada Camat.
“Kan larangannya itu kan, yang penting dia itu tidak sebagai pengurus koprasi lain, iya kan, ada di situ Regulasinya,” Paparnya.
Dijelaskannya, Jadi kalau memang ada Desas Desus mengenai itu, nanti di desa mana, alangkah baiknya di konfirmasikan ke kepala desa.
“Yang pastinya, saya sampaikan tadi, di dalam sambutan, bahwa camat, polsek dan danramil tidak boleh intervensi. Tapi tetap, semua hasil akhirnya di musdesus desa, besok serentak,” Imbuhnya.
Lanjutnya Asep, Yang penting ada yang namanya rekomendasi, itukan sifatnya bukan rekomendasi intervensi ya.
“Sah-sah saja mungkin, orang pintar misalnya salah satu tokoh, pintar tuh, silahkan daftar,” Tambahnya Kembali.
Ia menegaskan, Karena ini kan sifatnya bukan pendaftaran testing, sifatnya ini musyawarah musdesus, otomati untuk sebagai bahan pertimbangan musdesus harus tahu.
“Si A ini bacgronnya bagaimana sih, tambah lagi ada pernyataan, ada pertimbangan dari tokoh agama, tokoh masyarakat. Oh si itu mah baik, jujur, jiwa usahanya bagus, kan jadi bahan pertimbangan,” Jawabnya. (Irgi)