Menu

Mode Gelap
 

AI Mengancam Kehilangan Pekerjaan Bahkan Dehumanisasi, Ini Solusi Pakar

- Nusakata

31 May 2025 10:31 WIB


					Ancaman AI (Gambar Ilustrasi) Perbesar

Ancaman AI (Gambar Ilustrasi)

NUSAKATA.COM – Kecerdasan buatan (AI) kini menjadi kekuatan utama dalam mendorong transformasi digital, mengubah berbagai aspek kehidupan manusia seperti cara bekerja, belajar, hingga berinteraksi.

Meskipun AI menawarkan efisiensi dan solusi inovatif, kehadirannya juga menimbulkan sejumlah tantangan, termasuk hilangnya lapangan kerja, bias algoritma, penyebaran informasi yang salah, serta potensi ancaman terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Di Indonesia, permasalahan ini semakin rumit karena peran negara masih sebatas sebagai pengguna teknologi AI. Menurut Prof. Eko Indrajit, pakar di bidang pendidikan dan teknologi informasi, Indonesia belum berperan sebagai pengembang atau produsen AI, sehingga sangat bergantung pada sistem yang dibentuk berdasarkan nilai-nilai budaya asing.

“Nilai-nilai yang menjadi dasar pengembangan AI dari luar negeri tidak selalu selaras dengan konteks sosial dan budaya Indonesia,” jelas Prof. Eko saat diskusi publik di Bandung, Jumat (30/5/2025).

Ia juga menyoroti adanya kesenjangan literasi digital antara masyarakat kota dan daerah terpencil. Ketidakseimbangan ini menjadi penghambat utama dalam pemerataan pemahaman dan pemanfaatan teknologi AI di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk mengatasi hal ini, Prof. Eko mengusulkan empat langkah strategis:

1. Meningkatkan literasi digital dan memperkuat pendidikan berbasis STEM

2. Menegakkan regulasi serta etika dalam penggunaan data guna melindungi privasi

3. Memperluas akses infrastruktur internet, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar)

4. Membangun kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor industri, dan masyarakat sipil

Lebih jauh, ia mendorong penerapan pendekatan teknologi yang berpusat pada manusia (human-centered approach) dalam pengembangan AI. Pendekatan ini penting agar aspek transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan hak asasi manusia menjadi perhatian utama sejak awal.

“Ketika manusia dijadikan pusat dalam proses pengembangan AI, risiko seperti diskriminasi atau penyalahgunaan data dapat dikurangi,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa pembangunan AI di Indonesia harus berlandaskan pada prinsip etika, keadilan sosial, inklusivitas, serta perlindungan terhadap data pribadi.

“AI bukan sekadar soal efisiensi atau keuntungan ekonomi. Jika disalahgunakan, justru bisa menyebabkan dehumanisasi,” tegasnya.

Dengan strategi yang tepat dan sinergi antar berbagai pihak, Indonesia dapat mengembangkan dan memanfaatkan AI untuk kemajuan teknologi yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Baca Lainnya

Bantuan Smart TV Sekolah Baru Beberapa Hari Datang, Diduga Langsung Dijadikan Ajang Bisnis 

6 October 2025 - 19:39 WIB

OJK Resmi Tolak Perizinan Usaha Kripto

4 September 2025 - 10:57 WIB

Mahasiswa Pandeglang Soroti Pemadaman TikTok Live Saat Demo DPR, Singgung Dugaan Keterkaitan

31 August 2025 - 09:31 WIB

Fitur TikTok Live di Indonesia resmi dimatikan sejak Sabtu (30/8/2025) malam, bersamaan dengan masih berlangsungnya aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Kebijakan ini memicu beragam reaksi, termasuk dari kalangan mahasiswa.

Soal Isu Larangan Peliputan Situasi Terkini

30 August 2025 - 15:53 WIB

Motor Listrik Terus Naik, Kian Jadi Pilihan Anak Muda

27 August 2025 - 18:18 WIB

Perusahaan Sangat Membutuhkan Pengamanan Data Dalam Serangan Siber

24 August 2025 - 11:23 WIB

Trending di Technologi