NUSAKATA.COM – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Solidaritas Mahasiswa Banten (FSMB) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Kejaksaan Agung Republik Indonesia sebagai bentuk protes terhadap dugaan korupsi yang terstruktur dan masif di lingkungan Sekretariat DPRD Provinsi Banten pada tahun anggaran 2022 hingga 2024.
Dalam aksi damai namun penuh semangat itu, para mahasiswa menuntut Kejaksaan Agung segera menindaklanjuti dugaan penyimpangan anggaran di tubuh DPRD Banten.
Mereka menyoroti Deden Apriandhi Hartawan, Sekretaris DPRD aktif yang akan dilantik sebagai Sekda definitif pada 9 Juli mendatang, yang dinilai sarat konflik kepentingan dan bertentangan dengan prinsip meritokrasi dalam sistem birokrasi.
FSMB juga mengungkapkan dugaan mark-up dalam pengadaan motorized screen senilai Rp18,5 miliar serta gratifikasi Rp2,3 miliar yang melibatkan perusahaan Solar Guard. Selain itu, mereka menuding adanya perjalanan dinas fiktif senilai Rp75 miliar, disertai manipulasi laporan pertanggungjawaban.
Tak hanya itu, mahasiswa juga mengkritisi pembengkakan anggaran konsumsi hingga Rp75 miliar dan lonjakan biaya pemeliharaan kendaraan dinas yang mencapai Rp102 miliar, meskipun jumlah kendaraan sangat terbatas.
Mereka turut menyoroti dana pokok pikiran (pokir) dan reses DPRD sebesar Rp117 miliar yang dicurigai dimanfaatkan untuk kepentingan politik.
FSMB menyuarakan penolakan terhadap pelantikan Deden sebagai Sekda, yang mereka nilai bukan hasil seleksi ASN yang objektif, melainkan penuh praktik nepotisme dan kekuasaan yang disalahgunakan.
Melalui aksi ini, FSMB mendesak Kejagung segera memeriksa dan menangkap Deden, mengaudit seluruh anggaran DPRD Banten periode 2022–2024, serta membongkar jaringan mafia proyek dan gratifikasi. Mereka juga menuntut pengembalian uang rakyat yang telah diselewengkan.
Aksi ini menjadi seruan moral bagi masyarakat sipil, mahasiswa, dan media untuk turut mengawasi proses penegakan hukum di Banten. Mahasiswa menyatakan bahwa mereka tak akan tinggal diam terhadap penyalahgunaan kekuasaan oleh elit yang korup.
“Hari ini, suara mahasiswa Banten menggema di pusat keadilan negeri ini. Ini bukan sekadar simbol, tapi bentuk nyata perlawanan terhadap bobroknya birokrasi yang mengkhianati rakyat,” seru salah satu orator. Selasa, (8/7/2025).
Aksi ditutup dengan pekikan semangat:
Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Banten! Lawan Oligarki! Bersihkan DPRD dari Koruptor Berjubah Pejabat! ***