PANDEGLANG | Nusanews.co – Hasil pembangunan jalan tanjakan Bangangah pada ruas jalan Mandalawangi-Caringin, di Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, dikritik oleh mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pandeglang. 4/5/2024
Pasalnya, struktur bangunan tiang pancang Tembok Penahan Tanah (TPT) pada pembangunan tersebut bergelombang seperti dilakukan asal -asalan saat pengerjaan proyek tersebut.
Bahkan beberapa waktu lalu, dataran tinggi yang bergelombang itu sempat dibongkar lagi. Namun sekarang masih kontroversial, ungkap Yandi Bolang, mantan Ketum PMII Pandeglang, Jumat (26/4/2024).
Dengan adanya pembongkaran lagi menurut Yandi, artinya ada kegagalan dalam konstruksi tersebut. Tetapi, setelah dilakukan perbaikan, nampaknya tiang pancang TPT masih tetap bergelombang.
“Pertanyaannya, kenapa tidak semua tiang pancang yang bergelombang itu diperbaiki. Karena saat ini struktur bangunan masih terlihat bergelimbang,” katanya.
Diketahuinya, proyek pembangunan jalan tanjakan Bangangah yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Banten itu, menelan anggaran sebesar Rp 28, 9 miliar lebih.
Dan lebih lanjut dia, proyek pelandaian jalan tanjakan Bangangah itu dikerjakan oleh PT Bangun Azima Cipta Mandiri , dengan konsultan pengawasnya dari PT Esa Sakti Consultant.
“Kami menduga kualitas hasil pembangunan itu kurang baik dan gagalnya perencanaan. Kami pun mendesak DPUPR Banten, dan PJ Gubernur Banten, melakukan evaluasi terhadap hasil pembangunan jalan tanjakan Bangangah itu,” harapnya.
Aktivis yang dikenal kritik tersebut juga menduga, jika pembangunan jalan Bangangah tersebut diduga gagal kontruksi.
“Harusnya beton tiang pancang jalan Bangangah itu kuat dan kokoh, karena jika dilihat dari anggarannya lumayan besar mencapai puluhan miliar. Dan seharusnya kontruksi proyek itu memiliki mutu dan kualitas yang bagus,” ujarnya.
Ia menilai, tihang pancang TPT itu dianggap gagal dalam perencenanaan awal, sehingga sebagian tiang pancang harus dibongkar kembali. Namun saat ini, masih terlihat bergelombang.
“Ini sangat mengecewakan masyarakat, jangan hanya ingin untung besar saja tapi fikirkan kualitas dan kualitas pembangunan, supaya masyarakat puas atas hasil pembangunan itu,” tegasnya.
Sampai berita ini diterbitkan, pihak Perusahaan dan Pihak DPUR Banten belum menanggapi.**