PANDEGPANG, (NNC) – Kabupaten Pandeglang yang terletak di Provinsi Banten merupakan kabupaten yang banyak dijuluki sebagai segudang pendidikan ilmu atau kata lain seribu ulama sejuta santri.
Pandeglang adalah nama kabupaten yang banyak mengenang sejarah panjang, banyaknya para ulama serta banyak ilmu pengetahunnya.
Tak hanya soal ilmu keagamaan atau pendidikannya yang terkenal saja, pandeglang memiliki sumber daya alam yang sangat luar biasa, disisi lain terdapat banyak objek wisata alam, wisata religi, serta situs – situs sejarahpun banyak di kabupaten pandeglang.
Pandeglang kini menuju 150 Tahun bukan usia yang muda, hubungan ulil amri dengan para tokoh agama serta masyarakat terjalin erat di pandeglang.
Namun, beberapa faktor lain masih banyak segudang persoalan, kesenjangan sosial masih banyak terjadi di pandeglang. Kesadaran membangun pandeglangpun harus tetap dilandasi dengan gotong royong meski era digital terus mengendus kehidupan sosial pada umumnya.
1. Pendidikan Harus Ditingkatkan
Pendidikan sangat perlu terus ditingkatkan, apalagi pandeglang terkenal segudang ilmu dengan jutaan santri dan seribu ulama.
Banyak orang sukses lewat berpendidikan menjadi berprestasi, agar cara berpikir dan berkehidupan tertata menjadi susunan rapih.
Namun adanya beberapa yang putus sekolah, entah karena kemalasan atau memang tidak mampu memberikan jajan kesehariannya kepada anak atau juga unsur faktor lain.
Seperti Data yang di himpun, ada beberapa jumlah siswa tingkat dini yang putus sekolah dengan jumlah 11.340 Anak di Pandeglang Terpaksa Putus Sekolah karena Kendala Ekonomi dan Perceraian.
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Pandeglang mencatat bahwa pada bulan Januari 2024, terdapat 11.340 anak yang terpaksa putus sekolah di beberapa wilayah yang berada di kabupaten pandeglang.
Entah siapa yang salah atas itu semua, manusianya, atau pemerintahkan ?
2. Pengangguran masih meraja lela
Kita menghitung angka pertahun dari mulai siswa tingkat SMA/SMK yang lulus. Berapa yang melanjutkan pendidikan ke tingkat perkuliahan, meskipun ada yang memaksakan diri untuk lebih berpendidikan atau kemampuan dalam berekonimi, serta jalur mandiri dalam melanjutkannya.
Lalu kita menghitung banyak yang melamar kerja ke luar kota dengan ingin membantu ekonomi keluarga atau memang mencari pengalaman bekerja.
Dari jumlah siswa yang luluspun tidak semuanya bekerja masih banyak berpengangguran, tergantung kreativitas cara berpikir siswa itu sendiri.
3. Banyaknya Pembangungan yang mangkrak
Faktor lainpun turut mempengaruhi perkembangan kabupaten pandeglang, seperti banyaknya bangunan pemerintah serta milik investor di pandeglang yang mangkrak.
Entah memang kesalahan perencanaan atau memang banyak segala permasalahan yang terjadi hambatan, sehingga tidak ada win win solution terhadap itu semua.
Kemajuan daerah diukur dari cara berkepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah itu sendiri yang banyak dibantu oleh instansi terkait lalu di awasi oleh dewan kebijakan perwakilan rakyat daerah (DPRD).
4. Maju mundurnya daerah tergantung gotong royongnya
Budaya gotong royong terkikis oleh sebuah zaman serta asas kepercayaan. Jika kepemimpinan pemerintah daerah sebelah mata menjalankan sebuah asas gotong royong yang dibangun, dalam artian hanya orang-orangnya saja, hanya melahirkan sebuah kelompok hegemoni kepentingan.
Jika hanya sebuah kepentingan tujuan politik yang di masa depankan dalam membangun, bagaimana masyarakat ikut serta dalam membangun daerah tersebut.
Tris politica dinegara indonesia harus sama-sama tetap membangun sebuah kesadarannya sebagai pemegang kekuasaan, namun yang lebih berkuasa di negeri ini adalah rakyat yaitu masyarakat pada umumnya yang tertuang dalam konstirusi negara.
Penulis : Yandi Isnendi SH