NUSAKATA.COM, – Aliansi DEMA PTKIN bersama sejumlah organisasi kemahasiswaan (OKP) menghadiri undangan dialog di Istana Negara, Kamis (4/9) kemarin yang disambut langsung oleh Mensesneg Prasetyo Hadi, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto dan Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro.
Koordinator Pusat DEMA PTKIN, Muhammad Syahrus Sobirin, menyampaikan bahwa pentingnya reformasi holistik yang menyentuh akar persoalan bangsa, perubahan harus nyata dan berkelanjutan, mencakup trias politika, ekonomi adil, penguatan supremasi sipil, serta pendidikan demokratis.
“Jika hanya berhenti pada status quo, itu akan menimbulkan krisis yang lebih besar lagi. Reformasi sejati harus menyeluruh dan berorientasi pada perubahan struktural,” kata Sobirin dalam keterangannya, di Jakarta Pusat, Jum’at (5/9/2025).
Sobirin menambahkan, DEMA PTKIN menolak reformasi parsial yang hanya bersifat kosmetik dan tidak menyentuh struktur mendasar.
Selain itu, DEMA PTKIN menyoroti isu kesejahteraan pekerja, buruh, dan guru.
“Kami menyayangkan sikap Kemenag yang dinilai secara tidak langsung melegitimasi ketidaksejahteraan guru. Selain itu, kami mendorong pengentasan pengangguran melalui sertifikasi, pelatihan kerja, dan sinkronisasi prodi dengan kebutuhan kerja saat ini,” ujar Sobirin.
Lebih lanjut, DEMA PTKIN mendesak pemerintah segera mengesahkan RUU Perampasan Aset, RUU PRT, dan RUU Masyarakat Adat sebagai bentuk keberpihakan terhadap keadilan sosial.
“Kami menyarankan pemerintah melalui jajaran kementerian berkolaborasi lintas sektor untuk menyelesaikan masalah pengangguran. Kami juga meminta seluruh kampus PTKIN diaudit sebagai bentuk transparansi,” lanjut Sobirin.
Mensesneg Prasetyo Hadi mengapresiasi kehadiran mahasiswa dan menegaskan bahwa Istana Negara adalah ruang bersama rakyat untuk berdialog.
“Istana ini milik kita bersama, bukan hanya Presiden. Silakan sampaikan apa yang menjadi kehendak adik-adik,” ujarnya.
Mendikti Brian juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam membangun arah bangsa. Ia mengajak mahasiswa bersinergi dengan pemerintah demi kemajuan Indonesia.
“Tokoh mahasiswa seperti kalian akan ditunggu rekan-rekan lainnya. Mari bersama membangun kebersamaan untuk kemajuan bangsa,” kata Brian.
Sementara itu, dari pihak mahasiswa dihadiri oleh 30 perwakilan organisasi kemahasiswaan dari berbagai perguruan tinggi dan organisasi ekstra.